Selasa, 19 Februari 2013

My Activities

Full Activities in 18 February 2013



       Pagi yang indah, tidak berawan dan tidak berkabut. tidak galau apalagi sedih. yang pasti sama sekali tidak mengetahui apa yang akan terjadi di detik detik kedepan... sepertinya akan teringat masa-masa di pondok tercinta . bangun jam 4 pagi kemudian mulai melangkahkan kaki ke masjid dari asrama al mahfudz ke masjid Ulil Albab . bedanya hanya bangunan dan tempat saja, jika dulu dari asrama andalusia ke masjid Al Manar. setelah subuh tadarrus (sebagai hamba Allah dan Uswatun Hasanah yang Baik... hehehe). setelah dari Masjid saatnya dolan-dolan. dimulai dengan mengajak mb nies ke pasar pakem guna membeli kue kukis ajaib.(ada maksud lain juga sih yaitu main ke gardu pandang di kaliurang jogya. heheheh sekalian rapat dan merapat) . 

      Sesampainya di sana . mulai lah ritual breakfast dengan jajanan yang di beli dan ngobrol santai di barengi foto2 sedikit di atas ayunan kurang lebih 1 jam. tak di sangka kawanan monyet datang. dengan sedikit PD terbersit kalimat di dalam hati yang lensung keluar lewat lisan tak bertulang " Mb nies, ayo pulang , kayak e kawanan monyet akan menuju kesini deh " hehehehehe. " mana mungkin," wal akhir di ambil keputusan bahwa memang harus pulang, dengan alasan 1 hari bertambah siang dan menyengat, 2 selalu di ganggu dengan lebah ajaib yang cemburu 3. kawanan monyet liar mulai berdatangan dan yang ke 4. amunisi pagi sudah habis, 

      Tak ada yang teringat akan sesuatu yang tertinggal di atas ayunan kenangan. dengan wajah yang campur baur (senang karena jalan2 , takut sama monyet plus waktu mepet karena ada janji ama mb puput). selama perjalanan pulang yang damai dan tentram suasana hati nyaman sekali. tiba2 ketika sudah hampir sampai tepatnya dekat FTSP UII teringat sesuatu yang amat urgent. " MB nies kunciku mana ?" "jangan2 di dalam plastik dekat ayunan rin ". pemeriksaan di lakukan di setiap celah tas hitam ajaibnya mb nies. wal hasil tidak ada sedikitpun tanda2 akan di temukan si kunci tersebut. yahhhh..... harus balik lagi ke sana dengan kecepatan lebih . ketika hampir sampai , motornya dedek eva kok jadi aneh.. ternyata bannya bocor. owwww Mak Jeung, terpaksa harus jalan 2 kelokan lagi ke gardu pandang. plus menuju tempat tambal ayng ternyata jauh beudd. ternyata ibu2 macho yang jadi tukan tambal ban, gak nyangka banget gitu lohhh... setelah di periksa ternyata bannya harus di ganti...!!!! wah alamat ini harus minta bantuan. Alhamdulillah sribuuu datang plus uangnya. heheheh jadilah motor tidak di tahan . beginilah keadaan si ban ajaib yang ternyata bocornya gede beud,,,

        Sesampainya di asrama bukannya istirahat malah bersiap untuk menghadiri workshop mb puput. sebenarnya gak mau sieh, soalnya bakalan ketemu sama anak2 takmir ajaib, tapi gak apa2lah, bantu orang lain (mudah2an dpt pahala . heheheh :P) sekaligus pengen tau gimana sih rasanya jadi testee. hehe. gak nyangka workshopnya lumayan lama dari jam 10.00 WIB sampai jam 12.30 WIB. sekali lagi tidak mengapalah dapet teman baru juga , ilmu plus snack yang tidak kalah pentingnya. dan ternyata 2 hari lohh... gpp asal semuanya tercukupi. dan inilah hasilnya. gambar si kura2 ajaib di 4 warna lautan yang mempunyai filosofi . (akan di jelaskan di postingan berikutnya )


          Workshop berakhir , saatnya istirahat di golden palace Al Mahfudz, sesampainya di sana, bersabdalah si ibu tiri " Rin, Ayo ikut ke JIH, nganterin mas ali " , waduhh,,,, sebenarnya ada janji, tapi sebagai anak yang berbakti ya harus menuruti, kirain hanya sebentar ternyata sampai sore, ya tidak apa2 lah, banyak ilmu yang di dapat selama di JIH, setidaknya mengetahui tatacara mengurus pasein  ( adminitrasi, pendaftaran n dll ) di rumah sakit itu gimana. sepulangnya. dalam kondisi luapaaaaaaaaaaaarrrr beud, maunya lansung maem , tapi ada satu kewajiban yang harus dijalankan yaitu shalat maghrib. sebagai Uswatun Hasanah yang baik maka harus dijalankan dengan tepat waktu. kemudian baru boleh pergi maem. its oke. 

    " Cari maem yang cepat saji ibu tirim tapi enak dan gak bikin eneg" 

    "okkee, qt makan di parmato bundo ya"

    " its oke, yang penting maem dengan cepat mau rapat syiar ni soalnya "
  
     " Al Ajalatu Minasy Syaithan" ahhh,,, gak apa2 yang penting masuk ke perut masalah terburu2nya bisa di urus sama syaithan, hehehehh,,,, sampai di masjid lansung rapat dan shalat. ternyata ada satu janji dan kewajiban lagi, yaitu ngeprint LPJ dengan mb nies di Rapih dari jam 20.00 sampai jam 21.00 lewat . ya gak apa-apa. namanya juga janji. harus di tepati dan di jalani. sebagai muslimah sejati. apa kata dunia kalau masih mengingkari janji . hehehhehe

     Inilah perjalanan hari yang kejadiannya tak di duga dan tak di prediksi. satu pelajaran penting hari ini. " Semua kegiatan, amal , ajal,, rezeki dan jodoh sudah ada yang mengatur, sekuat apapun kamu merencanakan kalau Allah tidak berkehendak maka hanya pasrah yang bisa kita lakukan."

Wallahu A'lam.


-AT Perpus UII-

"Unpredictable Person"

 " Unpredictable Person "


       Sebaik kata yang pernah saya ingat dan saya agung-agungkan  kata sebuah puisi dari Yang Saya Hormati Prof. Dr. ING Bacharuddin Jusuf Habibie kepada Sang Manunggal Jiwa Ibu dr. Hasri Ainun Habibie.

“Terima kasih Allah, ENGKAU telah lahirkan Saya untuk Ainun dan Ainun untuk Saya

Terima kasih Allah, Engkau sudah mempertemukan Saya dengan Ainun dan Ainun dengan Saya


Terima kasih Allah, hari Rabu tanggal 7 Maret 1962, ENGKAU titipi kami bibit Cinta yang Murni, Suci, Sejati, Sempurna, dan Abadi melekat pada diri Ainun dan Saya


Terima kasih Allah, ENGKAU telah memungkinkan kami menyiram bibit cinta kami ini dengan kasih saying nilai Iman, Takwa, dan budaya kami tiap saat sepanjang masa


Terima kasih Allah, ENGKAU telah menikahkan Ainun dan Saya sebagai Suami Isteri tak terpisahkan di mana pun kami berada sepanjang masa


Terima kasih Allah, ENGKAU telah perkenankan Ainun dan Saya bernaung dan berlindung di bawah bibit cinta titipanMU ini di mana pun kami berada, sepanjang masa sampai Akhirat


Terima kasih Allah, ENGKAU telah memungkinkan kami dapat menyaksikan, merasakan, menikmati, dan mengalami TitipanMU menjadi Cinta yang Paling Murni, Paling Suci, paling Sejati, Paling Sempurna, dan Paling Abadi di seluruh Alam Semesta dan sifat ini hanya dapat dimiliki oleh ENGKAU Allah


Terima kasih Allah, ENGKAU telah menjadikan Ainun dan Saya Manunggal Jiwa, Roh, Batin, dan Nurani kami melekat pada Diri Kami sepanjang masa di mana pun Kami berada


Terima kasih Allah, ENGKAU telah memungkinkan terjadi sebelum Ainun dan Saya tanggal 22 Mei 2010 pukul 17.30 untuk sementara dipisahkan. Ainun berada dalam Alam Baru dan saya untuk sementara masih di Alam Dunia


Terima kasih Allah, perpisahan kami berlangsung damai, tenang, dan khidmat dengan keyakinan bahwa KebijaksanaanMU adalah terbaik untuk Ainun dan Saya

Berilah Ainun dan Saya petunjuk mengambil jalan yang benar, Kekuatan untuk mengatasi apa yang sedang dan akan Kami hadapi di manapun Kami berada

Lindungilah Ainun dan Saya dari segala Gangguan, Ancaman, dan Godaan yang dapat mencemari Cinta, Murni, Suci, Sejati, Sempurna, dan Abadi kami, sepanjang masa.” Amien

     Subhanallah, Maha suci Allah yang telah menciptkan cinta pada masing-masing manusia. begitu indahnya saat di rasakan pada waktunya. Waktu telah banyak terbuang dalam luasnya mengarungi samudra kehidupan, terlalu banyak pemandangan yang telah di lihat dalam kurun waktu di lahirkan hingga sekarang, cerita cinta yang pernah di lihat dan di temui tak lagi bisa di hitung dengan jumlah jari tangan dan kaki. Mungkinkah suatu saat nanti cintaku dengan makhluk yang telah engkau gariskan untukku juga tercatat dalam tinta emas sejarah sebagai kisah cinta yang agung dan suci. 

      Dimulai Nabi Adam dan Hawa sampai Habibie dan Ainun bukanlah waktu yang singkat, berapa banyak cerita cinta yang telah ada dalam kurun waktu tersebut. Cinta , Cinta,...... keinginan itu bukan hanya sekedar untuk di cintai oleh seseorang tapi lebih tepatnya mencintai dengan sepenuh hati walaupun itu tidak mendapatkan balasan, tidak ada salahnya mencintai karena Allah. tapi dengan jalan yang Haq. Dalam hal ini di kenalkan juga bahwa dalam cinta pasti ada benci yang tipis perbedaannya hanya setipis daun bawang. maka tak salah jika Mario Teguh mengatakan
 " Jika engkau mencintainya, marahlah dengan seluruh kelembutan jiwamu.Tapi,Jika engkau membencinya, marahlah seperti engkau mencintainya.Itulah yang memantaskanmu bagi sebaik-baiknya belahan jiwa yang dipilihkan langsung oleh Tuhan."

       Masya Allah, Bisakah diri ini menerima cinta yang agung dan suci dari makhlukmu yang lain? Cinta yang tak bertepi dan tak berujung ? Cinta yang berakhir jika hanya dipisahkan oleh maut semata ?  . Mungkin belum saatnya memiliki cinta , ada saatnya nanti untuk merasakannya, yang pasti sekarang adalah mempersiapkan dengan sebaik-baiknya, menjaga diri adalah suatu hal yang amat sulit dilakukan, dan saatnya bersyukur sekarang atas diri yang telah dijaga dengan sebaik-baik-nya oleh Dia yang Maha Kuasa dan sebaik-baiknya Sang Penjaga.

     Untukmu " Unpredictable Person " jagalah dirimu dan apa yang ada dalam dirimu dengan sebaik-baiknya karena sekarang diri ini juga berusaha menjadi yang terbaik, masa lalumu memang milikmu begitu juga dengan masa laluku, dan besok masa depan yang akan kita arungi juga milik masing-masing dari diri kita , kecuali jika kita memang bersatu dalam manunggal hidup.  memang pada awalnya sama sekali tidak di mengerti apa sebenarnya yang sedang terjadi dalam masing-masing dari dirimu dan aku, tapi setidaknya sekarang aku bersyukur atas sikap dan perilaku yang dulu amat aku benci, selamanya engkau bersikap begitu sampai masanya nanti ada tidak akan kukomentari.... bukankah memang masing-masing dari kita telah mempunyai patokan, harapan yang jelas kepada siapanya, dan dariku berdoa untukmu dan untukku semoga kita mendapatkan yang terbaik apapun itu . semoga berbahagia dengan apa yang di dapatkan dan ikhlas hingga di pisahkan nanti. semuanya sudah ada yang mengatur. jadi apa yang kita tanam hari ini akan di tuai sesuai yang kita tanam dulu. jika sekarang engkau menjaga diri dan hatimu maka kau juga akan mendapatkan yang terjaga hati dan dirinya, begitupula dengan hal yang lainnya. 

      Sudah cukup banyak ilmu yang didapatkan baik IMTAQ maupun IPTEK . sekarang dan pada saatnya lah akan di pergunakan. " Nothing is impossible" yang pasti belajarlah dari siapapun dan dari manapun, dan yang terpenting amalkan dengan benar . Halal, Haq, Batil dan haram itu tipis bedanya,. 

       Satu Pesanku padamu " Lihatlah dan pelajarilah yang ada di selilingmu, di atasmu, di sampingmu maupun yang di belakangmu, karena bisa jadi kau tidak mengetahui bintang yang ingin kau raih di langit yang indah sana malah ada di sampingmu (di dekatmu ). 

Wallahu A'lam. 

-at perpus UII -

Ajal , Jodoh dan Rezeki

AJAL, JODOH dan REZEKI (AJR)


            Teringat pesan Ulama Salafus Shalih dalam sebuah kitab " Yang namanya  AJR ( Ajal, Jodoh dan rezeki itu ada yang mengatur, jadi sekeras apapun usahamu mendapatkannya jika dia bukan rezekimu maka percuma saja. jika sekuat tenagamu melawannya tapi itu memang sudah ajalmu maka sia-sia saja usahamu, dan jika memang kamu sudah mati-matian ingin memilikinya tapi dia bukan jodohmu maka buat apa usahamu ?)  dalam pencarian memang halangan menjadi rintangan tapi tak jarang menjadi motivasi untuk terus melangkah. dunia memang tidak seluas daun kelor dan tidak sesempit sarang semut. tapi ada beberapa hal yang dapat saya jadikan intisari sebagai bahan renungan pribadi dan pembaca . yang mana intisari ini dimulai dari jodoh yang bisa merembet ke ajal dan rezeki



" Dalam pencarian jodoh memang perlu usaha yang keras mendapatkannya baik itu meminta dari sang Khalik maupun usaha kita mendapatkan yang sesuai dengan keinginan, jika ingin yang baik maka jadilah yang baik, jika ingin yang hafidz/hafidzah maka jadilah hafidz/hafidzah, jika ingin yang biasa saja maka jadilah yang biasa-biasa saja, begitu pula jika ingin yang jahat maka jadilah orang yang jahat . bukannkah Allah telah berfirman " Wanita Shalihah untuk lelaki yang Shalih " Wanita Penzina untuk lelaki yang penzina pula ". Maka jika ingin jodoh sesuai dengan yang di harapkan dan di inginkan maka cari lah dengan jalan yang HALAL. Bukan dengan jalan yang HARAM. "

      Berat memang jika yang berbicara satu ini tapi inilah agama, indah jika di jalani dengan ikhlas. tantangan memang tidak mudah apalagi sudah maraknya LEGALISASI Pacaran. Pacaran memang tidak HARAM. dan saya sendiri tidak mengatakan haram. bukankah memang tidak ada dalilnya. Hanya jika Pacaran dapat dikatakan HALAL jika tidak melakukan :

1.  ZINA MATA, 
2. ZINA HATI, 
3. ZINA MULUT, 
4. ZINA TELINGA,
5.  ZINA TANGAN Termasuk menulis surat, kirim SMS,
6.  ZINA TELINGA, 
7. ZINA PIKIRAN
8. ZINA HIDUNG, 
9.ZINA KEMALUAN

          Syariat cinta dalam islam memang berat, tapi indah jika pada waktunya nanti, Bunga jika di petik sesuai waktunya,semuanya akan di dapatkan baik itu wanginya, bentuknya, warnanya, segarnya, bahkan auranya,  tapi jika di petik sebelum waktunya bahkan sudah di ambil dan di permainkan sebelum waktunya memang akan mendapatkan bentuk bunganya dan hal2 yang berkaitan dengan bunga tapi sadarkah jika fisik bunga nya saja yang di dapatkan. bahkan arti keindahan bunga itu sendiri tidak akan kita dapatkan. jika bunga yang di dapatkan tepat pada waktunya. maka keindahannya bisa dikenang hingga akhir hayat. apalagi jika di dapatkan dengan cara yang HALAL. tapi jika bunga yang di ambil sebelum dia mekar dan layak untuk diambil apalagi dengan cara yang HARAM bisa saja keindahannya hanya dirasakan sesaat saja. 

        Bukan hal yang mutlak jika kalimat bunga di atas sebagai penggambaran semata. tapi setidaknya sekedar menerangkan pada diri ini. bahwa jalan yang akan kita tempuh telah tertulis di Lauhil Mahfudz. jika ingin melenceng tetaplah pada koridor atau syariatnya. HUKUM yang di pelajari dan di buat baik itu HUKUM ISLAM maupun NONISLAM adalah untuk di taati bukan di langgar, di tentang. semuanya ini pembelajaran dan pendidikan . bukan sedikit ilmu yang kita pelajari dari Pendidikan Islam. 

        Jika di luar sana sudah banyak contoh dan permisalan buruk yang bisa di pelajari untuk menjadi baik buat apa kita yang menjadi contoh, yang mana pada akhirnya hidup serasa was-was, tidak tenang dan ketakutan. jika tidak bisa melihat bertanyalah pada siapapun , dengarlah cerita orang2 yang bisa membuat hidup lebih berarti . bukan hanya sekedar diri masing-masing yang ingin di dengarkan ceritanya. bukan hanya ingin sekedar di mengerti, tapi mulailah mengerti orang lain, mulai lah mandiri dengan cara yang HAQ dan Halal. "INNALLAH MA'ANA" . Percayalah jika sesuatu apapun yang di dapatkan baik jodoh, maupun rezeki dengan cara yang BATIL dan Haram tidak akan barokah dunia dan akhirat. maka bersabarlah dan jangan terburu-buru " AL AJALATU MINASY SYAITHAN"

     Begitupula rezeki, jika dengan cara HAQ mendapatkannya maka barokahlah hasilnya, tapi jika dengan cara yang BATIL maka musibah ujungnya, begitupula ajal, jika amalnya baik maka khusnul khatimah lah akhirnya, jika tanpa usaha untuk baik besar kemungkinan untuk berpulang dalam Su'ul Khatimah. Wallahu A'lam.

-at Perpus UII-

Sabtu, 16 Februari 2013

In Memorian IC

In Memorian IC_1

    
         Serasa mimpi ketika mengenang masa-masa indah, kelabu, suram, bahagia di surga dunia yang telah mengasuh dan membesarkan lebih dari 6 tahun. 8 tahun yang lalu ketika memasuki kehidupan yang tidak pernah di bayangkan sama sekali, tidak pernah terlintas di pikiran, tidak ada halang rintang ketika memasuki dunia itu, Dunia itu bernama Pondok Pesantren Bahrul Ulum Islamic Centre. Pondok dengan ukuran dan kapasitas yang terbilang mewah jika dibandingkan dengan pondok-pondok lainnya yang telah lama berdiri di daerah Provinsi kepulauan bangka belitung. Pondok yang mempunyai segudang pretasi IMTAQ dan IPTEK yang bersatu padu.


        Masa masa itu memang telah lama berlalu. tapi ingatan tentang hal itu tidak akan pernah terhapus. Saat- saat belajar malam hari di malam yang dingin dan sepi. saat-saat shubuh dengan angin kencang yang menyerang, siang dengan matahari yang menantang, sore dengan segudang aktifitas yang tidak pernah berhenti. selalu dalam ingatan salah satu nasyid yang begitu menyentuh di hati, nasyid yang selalu membuat terkenang akan pondokku disana .

Hari berganti demi hari............. (demi hari, disini disini)
tanpa terasa ku jalani.............(kujalani)
hidup ini....
bersama rasakan persaudaraan di bahrul ulum ku menuntut ilmu

suka  dan duka ku jalani disini
seia sekata tak terlupa demi cita-cita yang kubanggakan...
aku berjanji dalam hati 
takkan pernah berhenti

tuk mencari ilmu yang suci
kan ku amalkan kemudian hari....

Bahrul ulum..............
pondok yang suci...
kan jadi pelita hati...

dengan tekad penuh semangat ....
kuucap kata bismillah....

lihatlah oh lihatlah mama
lihatlah anakmu yang sedang mengaji
lihatlah oh lihatlah papa
lihatlah anakmu yang sedang menjadi seorang pemimpin.....

      Maha suci Allah yang telah mengantarkan kehidupanku pada pondok tercinta. rasa syukur tak terhingga atas-MU yang telah mengenalkan pada orang-orang hebat pada kehidupan yang tidak menentu ini. 6 tahun disana bukanlah waktu yang sedikit, pengorbanan yang dilakukan bukanlah hal yang mudah. 

      Teman-temanku yang membersamaiku selama 6 tahun terakhir merupakan orang-orang hebat yang bisa bertahan di bawah tekanan yang tiada henti. tidak akan pernah kulupakan apa yang telah kita lakukan bersama.



      Suatu saat nanti, aku akan kembali ke pondok, mengabdi untuk membuat perubahan yang berarti disana. mengabdi untuk sesuatu hal tidak kasat mata disana. teman-temanku, doamu dan doa kita amat berharga untuk kemajuan pondok. Amien



Rabu, 13 Februari 2013

Hati - Hati dengan Hati

Hati - Hati dengan Hati_part_1

 

 " Kita bertemu karena Allah dan kita juga berpisah karena Allah"

       Bismillah..... Sekalipun dunia terbalik bagai gunung di angkat dari akarnya , jiwa ini tidak akan pernah berhasil untuk lari meninggalkan-Mu Rabbiku. terlalu jauh kaki ini melangkah, terlampau jauh tangan ini menggapai. Beribu jalan telah di lalui tak pernah ada yang melebihi cinta kasihmu kepada makhluk hina dan dina. Rabbi, tunjukkan jalan yang belum pernah hamba lalui, tunjukkan rumah yang belum hamba singgahi, tunjukkan tanah yang belum hamba jelajahi. 

       Rabbi, Yang Maha Pembolak balikkan hati, begitu mudah Engkau Ya Allah yang telah membolak-balikkan hati ini. Yang tadinya riang tak terperi menjadi gundah tak terkata . Dulu kau jadikan cinta tanpa henti di hatiku tanpa bosan aku mencintainya, sekalipun tak pernah dia membalasnya, sekalipun tak pernah dia menoleh apa yang terjadi dengan hatiku. Tak pernah ada rasa tercabik-cabik yang teramat sangat saat cinta tak terbalas. Betapa ingin aku mendekatinya, betapa ingin aku mendampinginya. Tapi semakin kudekati hatinya bertambah jauhlah hatinya melangkah, semakin ingin ku gapai, semakin tinggi melayang, Duhai Rabbi sebesar apa dosa yang telah aku perbuat padamu. Teka teki apa yang telah aku mainkan ini, drama apa yang telah aku perankan sehingga aku terpuruk tanpa arah dan tujuan.

       Duni ini terlampau luas untuk kita jelajahi setiap jengkal kehidupannya. Akhiratpun terlampau dekat untuk sekedar tempat kita bertemu nanti, dunia ini hanya sebatas fatamorgana tak berjawa. dunia ini bagaikan seorang tua yang terus berhias. Amal yang pernah kita perbuat. Dosa yang pernah di perbuat hanya sebatas parameter untuk mengukur di tingkat mana kita akan berada kelak. jika dunia ini hanya seluas daun kelor di tempat manapun aku bersembunyi darimu atau kau yang menjauh dariku , Fa Insya Allah kita akan bertemu lagi. tapi tidak akan  pernah kita ketahui  apakah di pertemuan nanti dalam keadaan barokahkah kita bertemu ? dalam keadaan mawaddah kah kita akan bertemu ? dn tidak ada peluang kepastian kita akan bertemu dalam keadaan saling membenci. Mungkin sekarang kita terlampau muda untuk menyadari sesuatu yang terjadi antara kita, sesuatu yang tidak pernah terlihat oleh mata dzahir kita. tapi suatu saat lagi tentunya satu sama lain diantara kita akan menyesal akan apa yang pernah terjadi di antara kita. 



            Pernah kau sadari jalan yang kita lalui begitu tajam dan berliku. jika mundur sama artinya akan mengulang sejarah yang pernah di torehkan. tapi jika maju tidak akan ada yang akan memastikan sampai dimana tujuan akhir perjalanan kita.

                 Hati yang pernah kita jaga sekarang mungkin bisa bertahan sampai nanti. tapi siapa yang tahu di tahun tahun kedepan hati masing -masing dari kita masih bisa di jaga... berhati hatilah dengan hati. Karena hati ada yang mengatur, hati bisa di bolak balikkan, hati bisa dibujuk, bahkan di permainkan . keadaan masing masing dari kitalah yang menentukan.
            Berbicara tentang keadaan nanti dan sekarang hanya ada dua kemungkinan. Dan jika memang keadaan saat ini menentukan keadaan kita selanjutnya. Hanya ada dua perbuatan yang dapat kita lakukan. Apakah akan tetap bertahan seperti ini atau berubah ke arah yang lebih baik. Wallahu A'lam.....



Zakat


Benang Merah Esensi Pajak dan Zakat di Indonesia 


Zakat merupakan rukun Islam yang ketiga setelah Syahadat dan Sholat, sehingga merupakan ajaran yang sangat penting bagi kaum muslimin. Bila saat ini kaum muslimin sudah faham tentang kewajiban sholat dan manfaatnya dalam membentuk kesholehan pribadi. Namun tidak demikian pemahamaannya terhadap kewajiban terhadap zakat yang berfungsi untuk membentuk keshalehan sosial. Implikasi keshalehan sosial ini sangat luas, kalau saja kaum muslimin memahami tentang hal tersebut. Pemahaman sholat sudah merata di kalangan kaum muslimin, namun belum demikian terhadap zakat. 

Lebih kurang 14 abad  yang lalu Allah Swt, telah memerintahkan kepada kaum muslimin untuk mengeluarkan zakat sesuai dengan firman –Nya dalam Al-qur’an surat At-taubah ayat 103. Zakat wajib dikeluarkan oleh kaum muslimin yang memiliki kelebihan harta ( agnia) untuk disampaikan kepada saudaranya yang kurang mampu  sebagai wujud ketaatan kepada Allah dan Rasulullah SAW.

Dalam sejarah perjalanan masyarakat Islam, ajaran zakat sudah mulai dilupakan dan disempitkan artinya. Zakat seolah-olah hanya merupakan kewajiban individu dan dilaksanakan dalam rangka menggugurkan kewajiban individu terhadap perintah Allah SWT, sehingga zakat menjadi apa yang sering disebut sebagai ibadah mahzhah individu kaum muslimin. Dari suatu ajaran yang luas dan mendalam yang dikembangkan oleh Rasul dan Sahabat di Madinah, zakat menjadi sebuah ajaran yang sempit bersama mundurnya peranan Islam di panggung politik, ekonomi, ilmu, dan peradaban manusia. Dalam akhir abad kedua puluh ini, bersamaan dengan kebangkitan kembali umat Islam di berbagai sektor kehidupan, ajaran zakat juga menjadi salah satu sektor yang mulai digali dari berbagai dimensinya. Meningkatnya kesejahteraan ummat Islam memberikan harapan baru dalam mengaktualisasikan zakat. Apalagi kebangkitan ekonomi di dunia barat khususnya yang didasari pemikiran kapitalistik telah menimbulkan berbagai masalah dalam kehidupan ini seperti; kesenjangan dalam kehidupan sosial ekonomi. Indonesia sebagai negara yang berpenduduk mayoritas Islam memiliki potensi yang besar dari segi penerimaan pajak melalui zakat. Seperti diketahui penerimaan negara didominasi oleh penerimaan dari sektor pajak, setelah sekian lama diperankan oleh minyak dan gas. Peranan minyak dan gas tidak dapat terus diharapkan sebagai sumber utama penerimaan negara karena keberadaannya yang terbatas dan tidak dapat diperbaharui, membuat pemerintah harus mencari alternatif lain yang menggali sumber penerimaan, salah satunya melalui pajak. Seiring dengan perkembangan ekonomi, peraturan-peraturan perpajakan tentu banyak pula yang tidak sesuai dengan tuntutan perekonomian, sehingga pemerintah perlu untuk melakukan informasi Undang-Undang Perpajakan yang diharapkan dapat menjawab dan menyelesaikan masalah-masalah di bidang perpajakan. Selama ini sebagian dari masyarakat, baik aparat pajak akan berusaha untuk mengenakan pajak yang sebesar-besarnya, sedangkan wajib pajak akan berusaha untuk membayar pajak yang sekecil-kecilnya. Seolah-olah terdapat jurang pertentangan yang besar antara aparat pajak dengan wajib pajak Selain besaran pajak, umat Islam Indonesia masih harus membayar zakat yang pada hakekatnya mirip dengan pajak. Ada anggapan bahwa umat Islam di Indonesia seolah-olah terkena pengeluaran berganda, selain membayar pajak penghaslan juga membayar zakat dari penghasilan yang diperolehnya. Oleh karena itu untuk keadilan sudah selayaknya para pembayar zakat yang dibayarkan ditetapkan sebagai faktor pengurang atau biaya dalam perhitungan penghasilan kena pajak (PKP). Zakat merupakan sarana utama dalam pendistribusian asset dan kekayaan ummat. Melalui zakat diharapkan sumber-sumber ekonomi tidak hanya terkonsentrasi pada orang-orang kaya saja, tapi juga terdistribusikan kepada para fakir miskin, sehingga mereka juga ikut merasakan nikmatnya. Dalam Islam, zakat merupakan rukun aga ma, sedangkan dalam perekonomian, zakat merupakan sarana terpenting dalam distribusi kesejahteraan. Sedangkan Pajak punya konsep tersendiri, ia diatur oleh negara, bukan agama. Aturan aturan yang ada dipajak bersifat berubah-ubah disesuaikan sepanjang kebutuhan. Oleh karena itu pemerintah menerbikan Undang-Undang No 38 tahun 1999 tentang pengelolaan zakat. Hal ini dapat dipandang sebagai setapak lebih maju didalam mengartikulasikan keinginan umat Islam Indonesia. Undang-Undang ini merupakan salah satu bentuk kepedulian pemerintah terhadap umat Islam dalam membayar pajak. Dalam UU tersebut memuat konsepkonsep manajerial yang profesional terhadap pelaksanaan zakat di Indonesia. Dengan hitungan kuantitatif umat Islam yang sangat besar, potensi zakat sebagai pengerak ekonomi nasional tidak dapat dipandang sebelah mata. Selain itu dapat dikatakan bahwa ini merupakan kali pertama dalam sejarah, pemerintah mengatur kaitan antara zakat yang dibayarkan masyarakat sebagai pelaksanaan kewajiban beragama dengan pajak yang dibayarkan kepada negara yang merupakan kewajiban kenegaraan bagi setiap warga negara. Pengelolaan zakat secara sistematis dan teratur berdasarkan ketentuan sebenarnya bisa menjadi salah satu komponen pengurang pajak penghasilan (PPh). Untuk menyempurnakan UU No. 38/1999, Pemerintah kemudian menerbitkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2000 tentang Pajak Penghasilan, dimana mulai tahun 2001 para pembayar zakat penghasilan (zakat maal) sudah dapat menjadikan jumlah zakat yang dibayar sebagai faktor pengurang atau biaya atas Penghasilan Kena Pajak (PKP) dari Pajak Penghasilan. Pemerintah secara tidak langsung menghargai zakat sebagai salah satu kewajiban (rukun) bagi yang beragama Islam untuk mendorong sekaligus mengingatkan bahwa zakat adalah suatu kewajiban yang sama dengan pajak. Terbitnya UU No. 17 Tahun 2000 memang melegakan umat Islam karena zakat diakui sebagai faktor pengurang pajak penghasilan. Namun masalah lain muncul, yaitu belum adanya bukti standar pembayaran zakat pada beberapa lembaga Islam. Dapat saja oknum wajib pajak membayar minimal di lembaga zakat dan membuat laporan fiktif yang menyebutkan pembayaran zakat yang lebih besar, sehingga pajak yang dibayarkan kepada negara menjadi berkurang. Oleh karena itu perlu adanya standarisasi misalnya pemberian Nomor Pokok Wajib Zakat berdampingan dengan Nomor Pokok Wajib Pajak. Namun pada dasarnya hal ini tidak akan terjadi jika masyarakat memahami dengan betul fungsi pajak dan fungsi zakat. Jika hal ini dipahami dengan benar, maka pembayaran zakat dapat dikurangkan sebagai pengurang pajak peghasilan.

Solusi zakat dan pajak bagi Indonesia kedepan adalah membuat zakat dan pajak sebagai satu kesatuan bukan sebagai yang terpisahkan karena jika zakat jika dibarengkan dengan pajak maka akan terjadi pembayaran ganda yang dilakukan oleh umat islam. Masdar F. Mas’udi menyampaikan idenya mengenai konsep zakat sebagai pajak. Menurutnya, selama ini ada kesalahpahaman dari umat Islam mengenai konsep zakat dan pajak yang dianggap sebagai dua hal yang berbeda; zakat dianggap sebagai sesuatu yang berhubungan dengan Tuhan dan tak berkaitan dengan negara, sementara pajak dianggap sebagai sesuatu yang dipaksakan oleh kekuasaan kepada rakyatnya sebagia sebuah “upeti” yang wajib diserahkan.

Jika pajak dipisahkan dengan zakat maka dapat di katakana bahwa Indonesia adalah negara sekuler karena menempatkan Agama (masalah pajak ) sebagai sesuatu yang terpisah dengan negara. Penguasa (dalam segala bentuknya seperti kerajaan, negara, dsb.) punya kekuasaan menentukan tarif pajak dengan seenaknya sendiri, sementara Tuhan hanya bisa mengutip 2,5% zakat dari masyarakat. Sayangnya kutipan terhadap pajak yang diperuntukan bagi Tuhan inipun harus nebeng ke penyelenggara negara. “Jadi Tuhan harus memelas kepada negara untuk mengutip pajak”, Katanya.

Dalam konsep Islam, pajak tidak bisa dipisahkan dari zakat. Pajak pada hakikatnya adalah zakat yang wajib dibayarkan oleh umat yang mampu kepada negara untuk mengatasi problem-problem sosial seperti kemiskinan (masakin), fakir-cacad (faqir), pengungsi (ibnu sabil), pendidikan dan perjuangan (sabilillah) dan sebagainya. Dalam hal ini, negara (dalam segala bentuknya) punya esensi fungsi sebagai amil yang juga punya hak untuk mendapatkan bagian zakat (pajak) tersebut, tetapi dalam batas yang tidak boleh berlebihan. , konsekuensi dari konsep ini adalah bahwa substansi terbentuknya sebuah negara adalah sebagai ‘amil zakat (penitia zakat) yang tidak punya hak untuk menyelenggarakan bisnis apapun. Inilah konsep negara Islam sesungguhnya. Islam tidak pernah menentukan sebuah bentuk negara apakah itu kerajaan, kebangsaan, persemakmuran, atapun lainnya; akan tetapi Islam memberikan tekanan pada peran negara sebagai institusi penyelenggara sosial. Negara tidak boleh menyelenggarakan bisnis, karena pasti akan selalu menang. Yang berhak berbisnis adalah rakyat, dan negara adalah yang mengatur rakyat yang melakukan aktifitas ekonomi tersebut

Kini kaum muslimin dihadapkan pada kewajiban membayar pajak yang harus disetor kepada negara. Pajak adalah pungutan yang dilakukan oleh negara kepada masyarakat yang memiliki kelebihan harta untuk membiayai pembangunan  bagi kepentingan umum (masyarakat).Jika dikaji lebih dalam, sebenarnya dalam beberapa hal zakat dan pajak memiliki beberapa kesamaan, misalnya  zakat dan pajak dipungut dari orang yang memilki kelebihan harta (agnia), memiliki ketetapan waktu pembayaran (haul/ tahunan) , memiliki batas jumlah yang dibebaskan untuk  membayar ( PTKP/ nishab), memiliki sistem pemungutan  yang sama ( Self Assessment System), dari sekian banyak persamaan zakat dan pajak, hanya sedikit perbedaan, antara lain; Zakat berdasarkan Al-qur’an dan sunah Rasullah SAW sedangkan pajak berdasarkan UU Perpajakan yang ditetapkan oleh pemerintah, tujuan pengeluaran zakat lebih jelas penerimanya ( Ashnaf) sedangkan pajak dikelola oleh negara ( belum ada penegasan penerimanya) karena melalui hasil pembangunan. Perbedaan ini yang sebenarnya menjadikan konflik bathin kaum muslimin, apakah harus membayar  zakat atau pajak lebih dahulu. Akhirnya banyak kaum muslimin membayar pajak lantaran takut akan sanksi

Kebingungan kaum muslimin dalam melaksanakan kewajiban zakat dan pajak sebenarnya telah  ada jalan keluar yang baik, yaitu jika kita telaah UU Perpajakan no. 17 tahun 2000 tetntang Pajak penghasilan pasal 6, telah ditetapkan bahwa zakat yang dibayar  kaum muslimin    dapat dikurangkan pada saat pembayaran pajak.Jadi berdasarkan hal tersebut  akhirnya kaum muslimin di Indonesia sebenarnya dapat melaksanakan pembayaran zakat dan pajak, bahkan zakat  dapat dibayar lebih dahulu, setelah itu baru pajak. Kini saatnya umat Islam Indonesia tinggal mengupayakan Pemerintah dan Badan Amil Zakat (BAZ) yang amanah, agar zakat dan pajak yang dibayar umat dapat dikelola dan digunakan untuk kemakmuran umat.

Pajak di Indonesia merupakan kewajiban bagi setiap warga negara, sedangkan zakat adalah kewajiban seorang muslim dalam menunaikan ajaran Islam sebagai pemeluk agama yang taat. Dalam karut-marut pengelolaan pajak di negara ini-terlebih setelah terbongkarnya jaringan mafia pajak Gayus Tambunan-dapat ditebak, semakin menambah deretan orang yang merasa 'terpaksa'membayar pajak. Melihat situasi runyam seperti ini, ada baiknya kita pertimbangkan kewajiban membayar pajak diganti dengan membayar zakat yang pengelolaannya perlu ditata lebih profesional lagi. Dengan demikian, umat Islam yang merupakan mayoritas di negara ini diwajibkan membayar zakat, sedangkan bagi nonmuslim digunakan istilah pajak. Keberadaan zakat dalam Islam diperuntukkan benar-benar untuk kesejahteraan orang banyak dengan pertama dan utamanya diarahkan untuk mengentaskan kemiskinan.Setelah itu, barulah dapat digunakan untuk kebutuhan sekunder seperti pembangunan sarana prasarana seperti pembangunan jalan, jembatan dan sarana prasarana lainnya. Hasil pajak sejauh ini didengungkan untuk kesejahteraan rakyat, tetapi penggunaannya tidak khusus bagi pengentasan kemiskinan yang merupakan masalah primer. Pengelolaan zakat mulai dari penerimaan dan pemanfaatannya haruslah dilaporkan secara transparan dan terbuka, sehingga wajib zakat dapat mengakses laporan yang dibuat badan amil zakat (pengelola zakat resmi). Wajib zakat akan sepenuh hati melaksanakannya sebagai warga negara yang baik dan umat beragama yang taat (kesalehan sosial) karena jelas merupakan tuntunan agama dalam meraih kehidupan dunia dan akhirat.

Gagasan pemanfaatan zakat sebagai salah satu pilar pembangunan ekonomi umat ini esensinya tidak jauh berbeda dengan konsep ekonomi syariah yang telah lebih dulu berkiprah secara resmi di negara ini dengan bantuan signifikan dari pemerintah. Ekonomi syariah telah menghasilkan sejumlah produk perbankan, asuransi, hingga bursa saham yang berdasarkan pada acuan agama. Perkembangan ekonomi yang berlandaskan nilai-nilai agama (Islam) itu demikian pesat dan menjanjikan seiring dengan peningkatan kesadaran umat Islam dalam mematuhi tuntunan nilai-nilai syariah Islam.Mencermati berbagai situasi dan kondisi yang dipaparkan di atas, selayaknya pemerintah dapat memanfaatkan momen ini dengan mengoptimalkan penerimaan negara dari sektor zakat yang merupakan kewajiban umat Islam dalam rukun Islam sebagaimana salat dan puasa. Tentunya pendayagunaan zakat ini perlu ditindaklanjuti secara lebih serius oleh penyelenggara negara dan atau pihak terkait sebagai upaya mengentaskan kemiskinan di Indonesia dengan menggunakan konsep yang lebih sistemik.

        Kesimpulan yanag dapat diambil adalah jika umat islam di indonesia ini menjalankan agamanya dengan sebenar-benarnya dan menerapkan sistem syariah yang tidak bersisian dengan negara maka besar kemungkinan negara ini lebih maju seperti halnya negara-negara islam yang maju didunia ini. Karena tidak ada pembayaran ganda yang akhirnya menyebabkan kezaliman pada masyarakat muslim itu sendiri. Dan benang merah atau masalah yang dihadapi muslim indonenesia adalah membedakan pajak dan zakat itu sendiri, mana yang harus di dahulukan dan mana yang harus lebih diutamakan


"Remembering Tugas Mata Kuliah Ibadah dan Akhlak "
"Di poskan di Perpus UII"
Qitty Cathright