Minggu, 05 Januari 2014

Saudara itu ? = ………



Saudara itu ? = ………

“ Masakan boleh pedas, tapi lisan/perkataan tidak boleh pedas “( Pesan saudara ketua takmir 1 dusun pandanpuro)

Kenapa harus menyakiti  ketika kita bersaudara?
Kenapa harus berperan sebagai orang lain ketika kita terkait satu dan yang lainnya?
Pantaskah mendzolimi ketika dia saudara kita?
Pantaskah meyakiti ketika dia bagian dari tubuh kita ?

          Teman itu ibarat matahari, ketika dia ada sungguh tidak mempunyai arti penting bagi kita, seakan-akan kehadirannya sebagai pelengkap saja, tapi ketika dia tiada tak satupun,  yang tak mencarinya.

          Mungkin sekarang kita masih bertemu, tapi tak ada yang tahu kedepan kita masih bertemu sebagai kawan atau lawan. Begitu mudahnya mengucapkan tapi tidak di jalankan. Begitu mudahnya berbicara di atas lidah yang tak bertulang tapi bara api dampaknya. Detik ini berkata ini, tak jarang menit depan di lakukan. Tak heran sang Khalik menuliskan ayat yang akan dinukilkan berikut “ Kaburo Maktan Indallahi an taquluu ma la taf’aluun”. Mereka yang berbicara/ melarang/membuat peraturan tapi mereka juga yang melanggar. Lidah itu ibarat pedang jika tidak di jaga banyak yang tergelincir  terhunus didalamnya. Karena muka boleh sama tapi tak ada hati yang sama.

          Saudara itu bisa menjadi kawan dunia akhirat tapi tak jarang menjadi musuh di yaumil hisab. Dalamnya gunung dapat di ukur tapi dalamnya hati siapa yang tahu.

::di tapal batas kesabaran::

Tidak ada komentar:

Posting Komentar