Senin, 28 Desember 2015

Salam Perpisahan

Salam Perpisahan

Saya tidak pernah bersedih jika berpisah divisi dari kalian
Saya juga tidak akan menyesal jika hanya berpindah Asrama
Tapi yang saya takutkan, sedih serta sesali adalah jika setelah ini saya tidak akan bertemu kalian lagi.



Rasanya baru Agustus 2011 kemarin saya menginjakkan kaki di masjid ini, berkenalan dengan tiang bisu, bersalaman dengan tembok asrama. Berbicara dengan lantai dingin nan ramah. Berbicara lantang kepada rumput yang akan menjadi saksi. Disinilah harus kutorehkan tinta emas lain dari hidupku. Di tempat inilah harus belajar dan memberi apa yang telah di dapatkan. Disinilah harus kutemukan cita dan cinta.

Waktu secara lembut mengajarkanku kehidupan lain yang sulit kutemukan di tempat manapun dan waktu kapanpun. Pernah kalian hidup selama empat tahun dengan pengalaman dua kali lipat dari waktu empat tahun tersebut.  Waktu yang jika di habiskan untuk bercerita kepada anak cucu tidak akan habis habisnya.

Kubah Kuning,
Berbicara tentangmu seolah tiada habisnya, mendengarkan tentangmu tidak ada pernah bosannya. Di sisimu seakan akan serasa tidak ingin beranjak sedikitpun dari sisimu. Seakan ingin selalu bercengkrama manja denganmu, berbincang seru denganmu. Denganmu bukan hanya ibadah yang ku dapat, tapi juga seluruh bonus yang ada padamu, baik itu ilmu mu, wawasan, hingga prinsip hidup.

Tapi berpisah denganmu bukan hal yang sesali, tapi yang aku tangisi yaitu akan ada orang lain yang bercengkrama denganmu, padahal seluruh sudut sudah terasa milik kita, akan ada manusia yang bermesra denganmu padahal diriku adalah milikmu. Akankah ada nanti yang mengerti tentangmu sebagaimana aku mengerti kamu dan kamu mengerti aku.
Bukan fisik yang kubanggakan darimu, bukan….
Bangunanmu megah seantero jogya, tiangmu kokoh bertahan hingga ratusan tahun, kilau kubahmu juga tak akan pernah pudar di makan waktu. Tapi satu yang ku takutkan, akankah jika kita bertemu suatu saat nanti, Ruh mu tetap sama dengan sekarang, jiwamu masih tetap bersahabat seperti saat ini . karena yang kutakutkan adalah jiwamu bukan rupamu.

Kubah Kuning.
Kau tak pernah meminta balasan atau ucapan dariku, hanya terima kasih tak terkira yang kuhaturkan padamu, atas segala keharibaan sejak aku ada disisimu.

Semoga bukan hanya aku serta mereka yang amalannya setinggi langit yang mendapatkan Cita dan Cinta. Tapi juga mereka yang mencintaimu atas nama-Nya, yang menghargai mu atas nama-Nya, menemukan kepingan cita dan  cinta di bawah naungan kubahmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar