Napak
Tilas Kota Surakarta With Furious Four
“Indonesia
Tetap Hidup Tanpa Budaya, Akan Tetapi jika Memiliki Budaya Pasti Indonesia Akan
lebih Indah dan Bewarna “
Kota
Surakarta adalah salah satu destinasi wisata favorit di Indonesia, kota yang
terkenal dengan nama beken Solo menjadi incaran pedagang dan mereka yang
memiliki hobi untuk berbelanja tanpa batas. Tak heran kota ini selain terkenal
dengan destinasi wisata masa lalu juga terkenal dengan surga belanja bagi para
pecinta mode terkini.
Untuk sekedar menginjakkan kaki di kota ini tentu
tidaklah sulit, semua transportasi bisa di pergunakan. Mulai dari sepeda,
motor, mobil, bus, kereta api hingga pesawat terbang, tapi kereta api menjadi
pilihan kami satu-satunya untuk menmpuh kota solo di sebabkan karena salah satu
sahabat tercinta kami yang tidak pernah menggunakan kereta api. Hehehe
Aywa, terlebih dahulu
saya ceritakan ke empat pejuang tangguh pengembara kota solo. The firts is “
Niken Ari Winarti “ yang punya ide liburan habis Mati matian mengerjakan UTS
(ciiaaaa lebayy). Awalanya liburan dengan niatan menuju kota malang di kawasan
gunung bromo. Untuk menikmati indahnya sunrise n sunset yang muncul disana.
Akan tetapi karena Gunung Bromo keburu statusnya waspada, wal akhir kegiatan
liburan ke bromo dibatalkan. Dan dengan sangat legowo beliau memutuskan untuk
menemani kami menjelajahi kota solo.
The Second is “Dwi
Retno Puspita Sari “ Dara cantik jelita kelahiran Lampung, yang lama besar di
lampung, sekolah sampai SMA di Lampung, dan baru kuliah sebagai pengalaman
pertama ke Jawa. Hehehe... Berkutat selama tiga semester di statistika tidak
memberikan banyak tahun kepada beliau untuk sekedar jalan-jalan. Wal hasil
leburan ke solo sangat cocok untuk mba cantik ini menuntaskan keinginan mencoba
yang belum pernah di coba.
The Third is Me Alone.
For Me, To go to solo is not the first time. I really know about solo city.
Tapi tak mengapa, liburan bersama sahabat tercinta harus dilaksanakan karena
bisa jadi hanya sekali selama masa kuliah ini. Dan semoga kegiatan ini menjadi
kenangan kita bersama nanti. Amien
The Four is Our
Bodyguard “ Richi Rich” Pangeran satu-satunya yang dengan setia menemani
perjalanan kami dari awal hingga akhir amat terasa mengharukan. Belum pernah
kami temui ada manusia sebaik richi ( huekkkssss,,,,, lumayan lebayyy). Semoga
amal ibadahu dibalas oleh Yang Maha Kuasa dengan sebaik-baik pembalasan ya
Ric.....
Baiklah pemirsa, kami memulai perjalanan menuju kota
batik dengan berkumpul di kost Niken. Jam yang disepakati untuk menuju stasiun
lempuyangan pukul 16.30. akan tetapi karena terlalu lama menunngu kedatangan
bodyguard kita akhirnya perjalanan menuju stasiun ditunda selama 30 menit.
Tidak mengapa karena sesampainya disana kami mendapatkan tiket kereta eksekutif
dengan harga yang lumayan woooww....
Perjalanan dimulai...
taraaaaaa...... dimulai dengan shalat jama’ maghrib dan isya yang memicu
ketenangan kami untuk menikmati kereta api . setelah adegan salah tempat duduk
yang seharusnya nomornya 3C, 3D, 4A, 4B malah kami duduki seenak perut...
hahaha awalnya santai wae sama mas yang kebetulan salah tempat duduk. Tapi
akhirnya ricki terpaksa pindah karena ada penumpang cantik yang tegas dan kukuh
untuk duduk di bangku miliknya. Pemilik tiket itu bernama mb ervina. Cantik,
seorang guru, melanjutkan S2, Formal berbahasa serta memiliki wawasan luas,
membuat perjalanan kami tambah ceria dan bermakna. Hingga tak terasa kami
sampai di stasiun purwosari, pada awalnya kami direncanakan menginap di salah
satu teman kostnya niken, akan tetapi sepertinya dewi fortuna tidak berpihak
kepada kami, dengan terpaksa kami menyewa taksi (dengan terpaksa, hahaha)
menuju UMS untuk sekedar tidur di Maskamnya(mohon maaf ya Allah). Sesampai
disana di bukan dengan gala dinner pertama di rumah makan padang murah kami
menyantap dengan lumayan lahap karena sepertinya masih terasa hawa kereta.
Hehehe
Di UMS, the first work is FOTO-FOTO haha, tepat di depan
maskam biar kelihatan dokumentasinya. Tapi setelah foto-foto dan bersih-bersih
bukannya tidur malah sibuk ngobrol dan tidur hingga pukul 00.00 . Sepertinya
perjalanan kami belum terlalu melelahkan.
Hari
berikutnya di awali dengan bangun pas shubuh, lansung mandi dan capcuz dari masjid,
kami memulai dengan memakan soto depan maskam UMS. Tak mengapalah makan pagi,
sing penting enaak dan perut berisi makanan daripada angin.
Naik
bus damri/odong2 solo ternyata mengasyikkan terbukti dengan terasa cepatnya
kami sampai di pasar klewer. Akan tetapi pemirsa ternyata pasar klewer masih
tutup sehingga dengan terpaksa perjalanan kami alihkan menuju kraton tanpa
pungutan biaya karena masih pagi. hahaha
Sedikit foto-foto depan kraton karena belum dibuka kami
berinisiatif mengaso sebentar di bawah pohon beringin kraton. Awalnya tidak ada
yang istimewa dan pada bengong gak karu karuan hingga teman kami ricki menemuan
es legendaris masa kecil kami yaitu es roti/es tempe. Dengan harga Rp 500/buah
kami menyantap dengan rasa penuh ketidakpercayaan bahwa masih dijual juga toh
di zamannya es krim sekarang. Thanks so much ricki....
Ketika waktu menunjukkan hampir pukul 09.00, kami
menghentikan aktifitas di kraton yang ditutup dengan foto-foto di meriam jaman
bahelak. Sesampai di beteng setelah keliling gak karu-karuan dari lantai 1 ke
lantai 2 dan membeli yang dibutukan kami melanjutkan ke beteng untuk mencari
atau cuci mata tentang batik solo dan bahan tile yang biasa digunakan untuk
wisuda.... ahhaha mulai mikirin wisuda ajeee ney...
Ternyata perjalanan masih berlanjut pemirsa yakni menuju
jalan urip sumoharjo karena satu rekan kita yang agakan susah makan dan
pengennya makan roti mandarin akhirnya kami mengalah untuk tidak mengunjungi
PGS . dan berhenti mengisi tenaga yaitu minum yang segar untuk menuju kesana.
Menuju kesana ternyata lumayan lama jika di tempuh dengan
berjalan akhirnya kami menggunakan BST. Sesampai disana yang ternyata masih
dilanjutkan dengan berjalan kaki lumayan lama kami mengunjungi orion yang
ternyata toko roti biasa yang legendaris.
Setelah dari roti orion kami memutuskan untuk lunch yang
ternyata masih bermasalah dengan ricki karena ricki belum juga mau untuk makan
kalau belum jam 1. Setelah berjalan kesana kemari akhirnya kami putuskan untuk
makan di ayam ndeso yang memang enak ternyata.
Lunch yang mengenyangkan ini ditutup dnegan makan es krim
jaman dulu ang telah berdiri sejak tahun 1952 yang disajikan dengan menarik,
tapi ternyata rasanya kurang menarik di lidah dwi retno and niken, dengan
terpaksa ricki kembali menghabiskannya.
1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar