Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menasihatkan kepada Abdurrahman bin Samurah Radhiyallahu anhu :
يَا عَبْدَ الرَّحْمَنِ بْنَ سَمُرَةَ، لاَ تَسْأَلُ الْإِمَارَةَ،
فَإِنَّكَ إِنْ أُعْطِيْتَهَا عَنْ غَيْرِ مَسْأَلَةٍ أُعِنْتَ عَلَيْهَا
وَإِنْ أُعْطِيْتَهَا عَنْ مَسْأَلَةٍ وُكِلْتَ إِلَيْهَا
“Wahai
Abdurrahman bin Samurah, janganlah engkau meminta kepemimpinan. Karena
jika engkau diberi tanpa memintanya niscaya engkau akan ditolong (oleh
Allah Ta'ala dengan diberi taufik kepada kebenaran). Namun jika
diserahkan kepadamu karena permintaanmu niscaya akan dibebankan kepadamu
(tidak akan ditolong).”
[HR. al-Bukhari dalam Shahih-nya no. 7146 dan no. 7147, HR.Muslim dalam Shahih-nya no. 1652]
Terbersit sedikitpun tidak pernah jauh di lubuk hati untuk memasuki divisi ini, meminta juga tidak pernah untuk duduk di divisi ini. Tapi amanah haruslah tetap di jalani. Setahun silam tepatnya tanggal 07 januari 2014 kami berempat bersama bersemayam sebentar di divisi ini. Terbayang sudah kerja keras yang harus kami lakukan penuh selama setahun. Walaupun tidak ada yang menyemangati sekaligus banyak sekali pengacau di sana sini, tidak banyak hal yang dapat kami lakukan, kadang fisik dan batin drop di sana sini, tapi hanya ada satu tekad di hati yakni menyelesaikan amanah di periode ini dengan sebaik mungkin. Tidak ada kata bermuka dua di divisi ini, tidak ada modus, tidak ada cari perhatian, tidak ada kata cari aman, semunya Lillah semata.
Mungkin sebagian orang mengatakan kami kuat, kami garang, kami tidak bisa di lawan. tapi kami tidaklah sekuat itu, kami sesungguhnya lemah, sesungguhnya hanya berlindung di balik nama besar pemkad. tidak banyak yang tahu kami sebenarnya malu dengan kelakuan kami sendiri, sedih karena kadang tidak ada dukungan. tapi itu mungkin pahitnya rasa yang akan melahirkan manisnya cerita pada akhirnya. Orang boleh berkata kami begini dan begitu, tapi tahukan mereka kalau zaman yang kami hadapi bukan seperti zaman mereka dahulu. orang orang yang kami temui bukan seperti masa mereka dulu. Tapi jika bukan begitu tidak ada cerita menyakitkan nan indah di penghujung nanti.
Tidak sebagus dan seburuk masa silam, setidaknya kami juga tidak akan pernah berhenti hanya di periode ini, kami sadar apa yang kami lakukan apa yang kerjakan di rumah Allah, tidak mungkin Allah tidak melihat apa yang kami kerjakan, tidak mungkin Allah tidak mengetahui apa yang kami lakukan. Tidak penting bagi kami selalu terlihat baik di hadapan orang, yang penting hal terbaiklah wajib di lakukan untuk bekerja di rumah-Mu yang suci ini.
Divisi ini banyak dan kurangnya telah menorehkan kenangan pahit nan manis yang tidak akan pernah kami lupakan dalam sejarah ikut campurnya kami dalam rumah-Mu. Berkecimpung dalam divisi ini memberikan kami kesadaran bahwa di atas langit masih ada langit. Terlalu cengeng jika kami hanya selalu menangis dan tergugu atas halangan yang pernah kami dapatkan. Terlalu manja jika kami melarikan diri dari cobaan yang hanya seujung jari. Kami sadar kami di tempa untuk menjadi kuat walau terkadang banyak khilaf yang kami perbuat.. tapi semoga kami tersadar di beberapa waktu kedepan akan indanya pengalaman atas permainan skenario yang maha besar ini.
Di rumah ini tidak ada yang kami pinta, tidak ada yang kami tuntut karena kami sadar , bukan di sembarang rumah bekerja , kami bekerja di Rumah Allah, Kami yang membutuhkan dan sepantasnya kami memberikan sedikit dari banyaknya nikmat yang kami terima.
Sekarang, kami telah terlempar ke divisi yang lain, kembali mengemban
amanah lain, sukses atau tidaknya program kami kemarin hanya Engkau yang
tahu. seberapa besar rintangan yang pernah kami hadapi juga hanya Kau
yang tahu. mereka mungkin tidak mengetahui seberapa berat beban ketika
bersemayam disana. Yang mereka tahu hanya dhahirnya saja. Tidak ada yang
ingin kami pinta hanya pasrah atas alur terbaik skenario indah-Mu Ya
Rabb..
*pertengahan UAS 2015, Pojok Perpus UII kala senja