Jogya
In Love
Siapa
bilang wisata di jogya hanya Mall dan pusat perbelanjaan yang begitu menarik
dan menggiurkan, tidak juga gugusan pantai indah di sepanjang daerah gunung
kidul dan bantul, tidak juga wisata dingin nan indah di kawasan merapi. Kota
jogya jika di telusuri mempunyai pemandangan indah bagi wisatawan di setiap
sudut kotanya. Di sepanjang jalan yang terlihat begitu menantang jiwa untuk
ingin berkunjung kembali. Jika pepatah ketika berkunjung ke sungai Nil Mesir
berkata “barang siapa yang meminum air sungai nil maka akan kembali lagi”. Maka
jogya juga punya pepatah “barang siapa yang menginjakkan kaki di kota jogya
maka pasti kembali lagi “ hahaha.. begitu simpel dan mudah bukan ?
Sekedar
info pemirsah, untuk hidup kota jogya tidak diperlukan biaya yang mahal lho.
Cukup menyiapkan uang 600 ribu maka bisa hidup satu bulan lho dengan standar
yang lumayan, jika ingin berlibur dengan uang segitu juga bisa untuk travelling
selama 2 mingguan keliling kota jogya dengan jalan kaki, wakakakakakaka... ini
bukan gossip pemirsah, tapi fakta yang aktual dan terpercaya. Maka sedikit
membela kalimat “Jogya Istimewa” tidaklah dapat dikatakan lebay.
Jika
jogya begitu mempesona di kalangan wisatawan, pecinta seni dan pelukis, maka
begitu juga bagi mahasiswa yang menuntut ilmu disana. Jika ingin belajar dengan
gila-gilaan di jogya lah pusat buku-buku yang tiada duanya dibumi pertiwi. Jika
ingin travelling tanpa henti maka wisata disini begitu menggiurkan, jika ingin
shooping tanpa batas disini juga tempat yang begitu aman dan terpercaya. Maka
tidaklah heran kami mahasiswa yang sering streess dan frustasi dapat di temui
di sudut manapun kota jogya untuk sekedar menghilangkan stress yang berjoget di
ubun-ubun. Hahaha....
Di
penghujung bulan mei kemarin, di tengah padatnya jadwal kuliah, UTS yang begitu
memusingkan, serta laporan KP yang begitu membosankan, membuat kami tidak ada
fikiran lain yang terlintas yait main mengitari kota jogya. Tidak ada tujuan
pasti mau mencari apa dan siapa, tapi bukan juga karena tidak adanya destinasi
wisata yang bisa di kunjungi melainkan tidak adanya fulus lah yang menyebabkan
kami memilih mengitari kota jogya untuk menghilangkan kepenatan semu dan suntuk
ini... hahaha
Setelah
mengelilingi kota solo dengan tujuan yang tidak jelas juga. Maka kali ini kami
putuskan mengelilingi kota jogya dengan tujuan yang sama. Wakakakaka.. kami
memulai perjalanan ini setelah ujian terakhir berakhir dengan gemilang, awal
rencana hanya pergi berdua, akan tetapi setelah melihat 2 sohib yang mukanya
tak kalah suntuk, akhirnya kami berangkat dengan niat tanpa tujuan dan tanpa
kendaraan... (silahkan di bayangkan sendiri pemirsah ).
Awal
tempat yang ingin dikunjungi adalah JTC (Jogya Tronik Center) untuk mencari
kamera digital untuk kado adek saya tercinta. Haha ... jadilah ketiga teman
saya yang lain mengikuti layaknya bebek sriti yang mau mandi ke sungai. Akan
tetapi nasib naas tengah menghampiri kami, setelah naik turun 4 lantai,
panas-panasan menuju JTC, ganti Transjog
berkali-kali kami belum menemukan yang di cari (lebih tepatnya harganya
pemirsah, ahahha). Akhirnya kami kami memutuskan untuk berganti tempat menuju
jalan solo, cari batik sekalian lihat-lihat kalau ada harga yang murah.
Walaupun pada akhirnya menemukan 2 bahan batik untuk di kirim ke mami tecinta.
Perjalanan
kembali di lanjutkan pemirsah, jika yang biasa dari jalan solo pusat kain ke
amplas (Ambarukmo Plaza) bela-belain mutar arah biar gak kecapean pas sampai
sana, maka tidak berlaku pada kami. Setelah berjalan kurang lebih 3 KM dan agak
sedikit kelelahan yang di obati oleh shalat ashar di persimpangan 4 menuju
amplas. Akhirnya kami memutuskan untuk menaiki mobil odong-odong untuk menuju
kesana karena tidak ada lagi tenaga menuju kesana.
Di
amplas, setelah anik turun berkali-kali, keluar masuk toko kamera berulang
kami, akhirnya saya memutuskan masuk ke gramedia sekalian memperlihatkan ke
sohib yang belum pernah masuk ke gramedia. Hahaha... untunglah nasib mujur
tengah berkunjung, dengan harga pas kantong, akhirnya saya mendapatkan kamera canon,
memory 16 GB dan digital bag nya dengan harga di bawah 1 juta. Dengan di
temukannya kamera digital yang saya cari, maka berakhirnya juga perjalanan
kami.
Akan
tetapi, ada hal menarik dalam perjalanan kami, setelah dari amplas kami
memutuskan untuk kambali menaiki transjog dengan 3 kali ganti bus, tapi
sepertinya waktu terlalu cepat berlalu, niatan kami untuk naik kembali mobil
odong-odong kandas karena waktu yang memang mepet sekali. Akhirnya kami
memutuskan untuk naik taksi. Hahahaha (pergi kere, pulang kaya) wakakakakaka.
Tapi tidak mengapalah pemirsah walaupun tidak ada uang, toh kami tetap pergi
berempat. Maka biaya taksi yang sekitar 32 ribu sampai ke kaliurang dapat di
katakan murah untuk kami berempat. Hahaha....
Sekian
dulu yaa pemirsah, kisah perjalanan selanjutnya bersambung di kemudian hari....
hehehehe