Rabu, 10 April 2013

Sudah Berimankah Hati Ini ?

Sudah Berimankah Hati Ini ?

      Pertanyaan ini bukanlah barang baru yang pernah saya dapatkan di akhir penghujung malam. Sebelum mata ini memejamkan kelopaknya, sebelum kepala ini tergeletak di atas bantal, pertanyaan ini sungguh sangat menggelitik. 

       Pakaian dalam keseharian mungkin telah mencerminkan iman seorang muslim, ibadah rutin jelas-jelas telah menunjukkan eksistensi bahwa inilah keimanan seorang muslim sejati. Tapi apakah ini yang dinamakan iman yang utuh, iman yang sempurna, atau iman yang patut di jadikan uswatun hasanah. Allahu Akbar, Semoga ini bukan tipuan jahat yang merajai hati. 

       Sering terbersit dalam hati, Kapan hati ini bisa bersih tanpa noda, kapan pikiran ini bisa jernih laksana telaga kaustar, kapan tangan ini hanya bisa menjamah hal yang halal saja, Mata ini bisa melihat yang di ridhoi-Nya saja. kaki ini hanya bisa melangkah ke tempat yang berguna. hingga lisan ini hanya bisa mengucapkan hal yang baik-baik saja. Inilah sejatinya standar keimanan yang dilihat dari seorang muslim. standar keimanan yang di dasarkan atas perilaku yang dia perbuat. Bukan atas pakaian yang dia pakai, bukan atas ibadah yang dia lakukan.

     Nafsu akan dunia terkadang sangat mendominasi hati, berburuk sangka kepada saudara seiman bukan hal yang jarang dilakukan. hingga hasad pun tak luput dari jiwa yang kering akan iman.... Rabbi, kubaca kalammu setiap detik dalam lisan dan hatiku, tapi seujung jari jarang kukerjakan perintahmu, jarang kudengarkan nasihatmu, sering kulakukan laranganmu. Seandainya kau mencabut nyawaku saat ini, Apa yang mesti ku pertanggung jawabkan padamu ? Iman di bagian mana dari diriku yang bisa kubanggkan padamu ? . 

     " Tuhan selalu bersama hambanya" tapi hamba jarang bersama tuhannya. "Tuhan tidak pernah melupakan hambanya" tapi hamba selalu melupakan tuhannya. " Tuhan tidak pernah menimpakan beban yang berat pada hambanya" tapi hamba selalu membangkang pada tuhannya. 

     Di ujung senja ini, Kutumpahkan rasa pada hitam di atas putih. kukeluarkan uneg-uneg yang selalu menggerogoti hati. Bukan kekayaan harta yang ingin di raih, tapi kekayaan hati yang ingin di capai. bukan lisan yang bersuara indah dan lembut yang ingin di punya. tapi lisan yang terus berdzikir akan-MU yang ingin kumiliki...... Wallahu A'lam 


**Penghujung Senja Perpustakaan Pusat UII**





Tidak ada komentar:

Posting Komentar