Salam Perpisahan
Saya tidak pernah bersedih jika berpisah divisi dari kalian
Saya juga tidak akan
menyesal jika hanya berpindah Asrama
Tapi yang saya
takutkan, sedih serta sesali adalah jika setelah ini saya tidak akan bertemu
kalian lagi.
Rasanya baru Agustus
2011 kemarin saya menginjakkan kaki di masjid ini, berkenalan dengan tiang
bisu, bersalaman dengan tembok asrama. Berbicara dengan lantai dingin nan
ramah. Berbicara lantang kepada rumput yang akan menjadi saksi. Disinilah harus
kutorehkan tinta emas lain dari hidupku. Di tempat inilah harus belajar dan
memberi apa yang telah di dapatkan. Disinilah harus kutemukan cita dan cinta.
Waktu secara lembut
mengajarkanku kehidupan lain yang sulit kutemukan di tempat manapun dan waktu
kapanpun. Pernah kalian hidup selama empat tahun dengan pengalaman dua kali
lipat dari waktu empat tahun tersebut.
Waktu yang jika di habiskan untuk bercerita kepada anak cucu tidak akan
habis habisnya.
Kubah Kuning,
Berbicara tentangmu
seolah tiada habisnya, mendengarkan tentangmu tidak ada pernah bosannya. Di
sisimu seakan akan serasa tidak ingin beranjak sedikitpun dari sisimu. Seakan
ingin selalu bercengkrama manja denganmu, berbincang seru denganmu. Denganmu
bukan hanya ibadah yang ku dapat, tapi juga seluruh bonus yang ada padamu, baik
itu ilmu mu, wawasan, hingga prinsip hidup.
Tapi berpisah denganmu
bukan hal yang sesali, tapi yang aku tangisi yaitu akan ada orang lain yang
bercengkrama denganmu, padahal seluruh sudut sudah terasa milik kita, akan ada manusia
yang bermesra denganmu padahal diriku adalah milikmu. Akankah ada nanti yang
mengerti tentangmu sebagaimana aku mengerti kamu dan kamu mengerti aku.
Bukan fisik yang
kubanggakan darimu, bukan….
Bangunanmu megah
seantero jogya, tiangmu kokoh bertahan hingga ratusan tahun, kilau kubahmu juga
tak akan pernah pudar di makan waktu. Tapi satu yang ku takutkan, akankah jika
kita bertemu suatu saat nanti, Ruh mu tetap sama dengan sekarang, jiwamu masih
tetap bersahabat seperti saat ini . karena yang kutakutkan adalah jiwamu bukan
rupamu.
Kubah Kuning.
Kau tak pernah meminta
balasan atau ucapan dariku, hanya terima kasih tak terkira yang kuhaturkan
padamu, atas segala keharibaan sejak aku ada disisimu.
Semoga bukan hanya aku
serta mereka yang amalannya setinggi langit yang mendapatkan Cita dan Cinta.
Tapi juga mereka yang mencintaimu atas nama-Nya, yang menghargai mu atas
nama-Nya, menemukan kepingan cita dan
cinta di bawah naungan kubahmu.