Kisah
Kita #3
“Laisa
Firoqu Kuntu Baqiiyan, Balil Liqoo’u kuntu Nadiiman”
Tak terdefinisikan, tak
terkatakan, tak terucapkan. Semua diam pada tempatnya, semua sepi diam membisu,
semua tak bisa berkutik untuk melakukan suatu hal. Banyak hal yang tidak bisa
di terima, banyak hal yang tidak bisa terucap.
Disinilah banyak cerita
yang telah terukir, banyak cerita yang telah terjadi. Tepatnya di bawah kubah
kuning ini kita di pertemukan, kita di jadikan satu di bawah naungan-Nya. Semoga
pertemuan ini bukan terakhir dan kembali lagi kita di pertemukan suatu saat
nanti. Pernah ada suatu masa kita begitu dekat hingga tak terpisah satu dan
lainnya. Masa-masa yang sulit terlupakan satu sama lain antara kita. Masa awal
yang pernah kita lalui dengan berbagai kesulitan, masa-masa penuh amanah begitu
berat.
Kadang begitu sulit
untuk menerima kenyatan akan kepergian satu sama lain antara kita. Begitu tidak
mudahnya hati untuk mengikhlaskannya. Di penghujung masa pengabdian ini akan
semakin berat jika tidak ada kesatuan tubuh yang hilang dalam satu manunggal badan.
Ketika
kita bersama duduk di pelataran kubah itu
Dihiasi
gelapnya malam dengan sapaan angin sejuk
Di
temani bulan dan bintang nan indah
Kusadari
dia telah pergi meninggalkanku enatah kapan dapat bersua lagi
Begitu
sulit memang kisah ini
Sehingga
air mata tak dapat cairkan hari
Disinilah
tempat dengan sejuta kenangan yang tak tergantikan dengan kisah manapun
Kita
tersenyum ketika melihat cahaya rembulan yang nampak dalam siluet kubah-Nya
Ketika
waktu telah di ujung penantian
Saat
waktu terakhir membersamai kita
Segalanya
seperti mimpi
Andai
waktu terulang, semoga satu sama lain antara kita tidak berubah
Selalu
ada cerita indah tersimpan di hatiku
Tentang
kita tersenyum, tentang kita tertawa dan menangis
Yang
kini tinggal kenangan
Kisah
ini takkan bisa terlupa, dia abadi dalam fikiran. Dalam hidup mungkin banyak
satu sama lain melakukan khilaf . Semoga di pertemuan nanti kita kembali di
pertemukan dalam pertemuan mawaddah wa rahmah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar