BERATAP
SAMA TAPI TAK BERHATI SATU
Ulah manusia
makin hari semakin aneh, beda daerah beda watak, beda jenis beda karakter.
Sebenarnya ini yang membuat manusia satu dan lainnya salig belajar. Bukan
saling menjauh satu yang lain. Sebenarnya harus semakin mendekat.
Kita mungkin
dalam satu naungan atap yang sama. Dalam satu naungan kubah yang sama. Dan
dalam didikan yang sama. Ya memang bedanya kau dan aku hanya dalam pergaulan
kita. Entah mungkin karena aku terlalu rendah di matamu. Atau kau yang memang
hanya ingin mendekat ke orang-orang tertentu saja. Hampir 3 masa kita bersama.
Tak kurang 6 semester kita tinggal di rumah yang sama. Tapi satu sama lain
antara kita tidak ada yang paham satu sama lain. Jujur aku heran dengan kamu
yang benar-benar aneh di mataku. sampai sekarang aku tidak tahu siapa kamu dan
kamu tidak mengenal aku sama sekali. Padahal sudah cukup lama kita bersama. Apa
nasib kita sama dengan yang lain. Aku ya aku dan kamu ya kamu.
Hati ini terlalu
menggebu hanya untuk sekedar tahu siapa dirimu. Kamu sama denganku. Sama-sama
dalam satu atap, dalam satu naungan kubah kuning. Dalam satu tubuh UII. Dalam
satu jenis manusia dalam satu didikan yang sama. Tapi mengapa kau membedakan
antara aku dan yang lain. Kau begitu dekat dengan orang lain. Sedangkan
denganku kau menjauh sejauh-jauhnya.
Yang kuinginkan
hanya dekat denganmu. Hanya ingin bersama dalam jalan dakwah. Hanya ingin
berfikir bersama. Bermain bersama. Tapi mungkin bagiku hal ini amat sangat
mustahil. Dirimu mempunyai dunia berbeda denganlah ku. Terlalu lama waktu yang
kugunakan hanya untuk mendekati dirimu. Sampai harus mengorbankan hubunganku
dengan teman dekatku sendiri. (sekarang yang terbersit dalam pikiranku kau sama
sekali tidak akan pernah sadar dan memikirkan hal ini)
Jika memang kau
ingin mempunyai jarak denganku silahkan. Aku pun akan membuat tembok yang tebal
dan tinggi untukmu. Hanya untuk sekedar jauh dari hadapanku kau dengan mudah
melakukannya, maka akan kuusahakan juga untuk menjauhmu.
“Hidup
hanya sekali, Mati juga sekali begitupun Cinta yang juga sekali”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar