Minggu, 26 Januari 2014

H-4 Mubes 1435-1436 H


H-4 Mubes
“ Gak Kerasa ya kita udah di penghujung waktu” (R.Sekret TMUA 26 Januari 2014 Ba’da Isya)
“Al Waqtu Kas syaifi” Waktu itu ibarat pedang. Pedang jika di gunakan untuk kebaikan maka akan baik hasilnya. Jika untuk kejahatan maka akan buruk pula hasilnya. Banyak pepatah yang berbicara tentang waktu. Ada yang mengatakan waktu itu adalah uang, ada yang mengatakan waktu lebih berharga dari apapun dan hanya waktu yang tidak terbeli. Jika berbicara tentang waktu. Kurang lebih 11 Bulan kita bersama dalam satu keluarga kecil di bawah naungan kubah kuning ini. 

Apa yang telah kita berikan untuk Masjid ini ?

Amal apa yang telah kita kerjakan untuk masjid ini ?

Masihkah ada keinginan di hati kita untuk terus memakmurkan masjid ini ?

Ala kulli hal, pertanyaan terberat adalah bagaimana cara menjawab pertanyaan di atas. Kita berlima satu kepengurusan 1434-1435 H. Pastinya dalam diri masing-masing tidak akan ada yang menyangka satu sama lain kita akan bekerja sama dalam satu wadah yang entah bernama apa . Mungkin ini jalan yang telah tuhan gariskan untuk kita mengenal satu sama lain. Mungkin juga ini wadah untuk mengeratkan kita serta mengingatkan kita satu sama lain.Kurang lebih satu tahun kita bersama, mohon maaf atas segala khilaf yang pernah dilakukan. 

Kepada Ketua II TMUA (Mas Lanjar Kurniawan) Maaf jika tingkah laku yang tidak berkenan di hati, maaf belum bisa memberikan yang berarti bagi takmir dan kita berlima. 

Kepada Mas Chepy Permana (Sekretaris I). Mungkin Lidah ini sekali-kali perlu di rem agar tidak selalu menyakiti mas cepi. Kadang kala satu sama lain dari kita menginginkan yang sempurna. Tapi cara kita yang salah membahasakan. Tapi jujur baru kali ini mendapat patner kerja yang luar biasa menguras energi. Hehehe... mohon maaf atas kata, sikap dan perilaku yang salah dari saya.

Kepada Emji (Bendahara I). SATU PERMINTAAN DARI Q JI... jangan tinggalkan daku disini tanpamu(Huekss, #lumayan lebay gak ). Ji, maaf sekali atas perkataan ku yang selalu menyakiti hatimu. Maaf yang selalu tidak bersamamu. Maaf yang tidak bisa selalu membantumu, tapi jujur yang kuinginkan hanyalah kehadiranmu. Kurang lebih 2,5 tahun kita di takmir. Satu sama lain antara kita sudah saling mengenali, masihkah ada secercah cahaya di hatimu untuk menghabiskan masa kuliah kita di takmir hingga wisuda nanti. #sekali lagi aku minta maaf atas segala khilaf.

Kepada Didin (Bendahara II). Maaf ya din kalau ada salah, tapi didin gak ada salah kok sama mb, hehehe
Sekali lagi. Maafkan saya atas khilaf dan kesalahan saya. Saya yang paling banyak salah di antara kita, yang paling banyak menuntut, yang paling banyak ngomel. Ingatkan saya ketika kita tidak bersama lagi nanti. Dan doakan saya semoga saya bisa berubah menjadi lebih baik lagi. Amien...
Mungkin hanya divisi kita yang kurang banyak foto, tapi tak apalah hanya foto pas outbond saja yang jadi kenangan.













Jumat, 24 Januari 2014

Love & Time



Love & Time
Setiap cinta itu punya waktu
Waktu itu bukanlah milik kita
Yang kita miliki hanyalah keyakinan
Dan keyakinan itu sama sekali tidak berujung

                   Cinta bisa mematahkan hati siapapun
                   Namun tetap bisa mengikat untuk tetap bersama
                   Cinta yang menciptakan jarak
                   Namun itulah yang menjadikan lebih dekat

Cinta sejati itu ada dan mampu bertahan untuk selamanya
Jika insan memiliki kekuatan untuk mencintai  dan dicintai
Maka cinta itu sendiri telah menemukan jalannya
Yang harus dilakukan hanyalah menunggu saat itu tiba

Senin, 13 Januari 2014

" Faqqir Qobla An Ta'zima"

" Faqqir Qobla An Ta'zima"

Dunia ini penuh ketidakpastian dan segala-galanya bersifat sementara. Entah siapa yang harus berkata dan mengatakan, entah mana yang harus di perbuat dan berbuat semuanya tidak ada patokan tetap. Begitu banyak mereka yang berbicara bla bla bla bla................ di suatu kesempatan tapi tak jarang di kesempatan lain malah mereka yang melakukan . istilah qur'annya "Kaburo Maktan" . Dan jujur saya sendiri pun merasa bingung kenapa mereka tidak mengamalkannya.Banyak bicara tapi tidak melakukannya ya sama saja bohong. lebih baik tidak usah berbicara bahkan di katakan di depan umum.

Lidah ini sama sekali tidak bertulang. perkataan sekali di ucapkan tidak akan pernah tertarik kembali oleh lidah. mungkin dia atau mereka sama sekali tidak menyadari bahwa kadang kala yang mereka katakan salah. seringkali yang mereka katakan tidak sesuai dengan keadaan. tak jarang mereka membela yang salah, hingga membela saudara sendiri yang jelas-jelas salah. tak bisakah mereka berfikir sebelum berbuat. dan berfikir setelah bertindak dan bebicara. tidak  bisakah mereka lebih cerdas sedikit dalam bertindak. tidak semua manusia itu pintar . tapi yang pasti semua manusia diberikan otak untuk berfikir. jadi berfikirlah sebelum dan setelah bertindak

Minggu, 05 Januari 2014

Saudara itu ? = ………



Saudara itu ? = ………

“ Masakan boleh pedas, tapi lisan/perkataan tidak boleh pedas “( Pesan saudara ketua takmir 1 dusun pandanpuro)

Kenapa harus menyakiti  ketika kita bersaudara?
Kenapa harus berperan sebagai orang lain ketika kita terkait satu dan yang lainnya?
Pantaskah mendzolimi ketika dia saudara kita?
Pantaskah meyakiti ketika dia bagian dari tubuh kita ?

          Teman itu ibarat matahari, ketika dia ada sungguh tidak mempunyai arti penting bagi kita, seakan-akan kehadirannya sebagai pelengkap saja, tapi ketika dia tiada tak satupun,  yang tak mencarinya.

          Mungkin sekarang kita masih bertemu, tapi tak ada yang tahu kedepan kita masih bertemu sebagai kawan atau lawan. Begitu mudahnya mengucapkan tapi tidak di jalankan. Begitu mudahnya berbicara di atas lidah yang tak bertulang tapi bara api dampaknya. Detik ini berkata ini, tak jarang menit depan di lakukan. Tak heran sang Khalik menuliskan ayat yang akan dinukilkan berikut “ Kaburo Maktan Indallahi an taquluu ma la taf’aluun”. Mereka yang berbicara/ melarang/membuat peraturan tapi mereka juga yang melanggar. Lidah itu ibarat pedang jika tidak di jaga banyak yang tergelincir  terhunus didalamnya. Karena muka boleh sama tapi tak ada hati yang sama.

          Saudara itu bisa menjadi kawan dunia akhirat tapi tak jarang menjadi musuh di yaumil hisab. Dalamnya gunung dapat di ukur tapi dalamnya hati siapa yang tahu.

::di tapal batas kesabaran::