Sejarah Aliran Syiah dan Pemikiran Sesatnya
Syiah adalah agama baru dan bukanlah termasuk
dalam islam
Syiah bukanlah suatu hal yang baru terdengar di dunia
akhir-akhir ini, telah berabad silam syiah ada di dunia. Dimulai dari
berakhirnya masa kekhalifahan khulafaur rasyidin, syiah telah muncul di jazirah
arab. Hingga saat ini syiah masih ada dan semakin kuat di beberapa Negara di
dunia.
Secara fisik, sulit
dibedakan antara penganut Islam dengan Syi’ah. Akan tetapi jika diteliti lebih
dalam terutama dari sisi akidah, perbedaan di antara keduanya ibarat minyak dan
air. Sehingga tidak mungkin disatukan..
Syiah menurut etimologi
bahasa arab bermakna pembela dan pengikut seseorang, selain itu juga bermakna
setiap kaum yang berkumpul diatas suatu perkara. Adapun menurut terminologi
syariat, syiah bermakna mereka yang menyatakan bahwa Ali bin Abu Thalib lebih
utama dari seluruh sahabat dan lebih berhak untuk menjadi khalifah kaum
muslimin, begitu pula sepeninggal beliau Syiah mulai muncul setelah pembunuhan
khalifah Utsman bin ‘Affan. Pada masa kekhalifahan Abu Bakar, Umar, masa-masa
awal kekhalifahan Utsman yaitu pada masa tahun-tahun awal jabatannya, Umat
islam bersatu, tidak ada perselisihan. Kemudian pada akhir kekhalifahan Utsman
terjadilah berbagai peristiwa yang mengakibatkan timbulnya perpecahana,
muncullah kelompok pembuat fitnah dan kezhaliman, mereka membunuh Utsman,
sehingga setelah itu umat islam pun berpecah-belah.
Pada masa kekhalifahan Ali
juga muncul golongan syiah akan tetapi mereka menyembunyikan pemahaman mereka,
mereka tidak menampakkannya kepada Ali dan para pengikutnya.Saat itu mereka
terbagi menjadi tiga golongan.
- Golongan yang
menganggap Ali sebagai Tuhan. Ketika mengetahui sekte ini Ali membakar
mereka dan membuat parit-parit di depan pintu masjid Bani Kandah untuk
membakar mereka. Imam Bukhari meriwayatkan dalam kitab shahihnya, dari
Ibnu Abbas ia mengatakan, “Suatu ketika Ali memerangi dan membakar
orang-orang zindiq (Syiah yang menuhankan Ali). Andaikan aku yang
melakukannya aku tidak akan membakar mereka karena Nabi pernah melarang
penyiksaan sebagaimana siksaan Allah (dibakar), akan tetapi aku pasti akan
memenggal batang leher mereka.
- Golongan Sabbah
(pencela). Ali mendengar tentang Abu Sauda (Abdullah bin Saba’) bahwa ia
pernah mencela Abu Bakar dan Umar, maka Ali mencarinya. Ada yang
mengatakan bahwa Ali mencarinya untuk membunuhnya, akan tetapi ia
melarikan diri
- Golongan Mufadhdhilah,
yaitu mereka yang mengutamakan Ali atas Abu Bakar dan Umar.
Dalam sejarah syiah mereka terpecah menjadi lima sekte yang utama yaitu
Kaisaniyyah, Imamiyyah (rafidhah), Zaidiyyah, Ghulat dan Ismailliyah. Dari
kelima sekte tersebut lahir sekian banyak cabang-cabang sekte lainnya.
Dari lima sekte tersebut
yang paling penting untuk diangkat adalah sekte imamiyyah atau rafidhah yang
sejak dahulu hingga saat ini senantiasa berjuang keras untuk menghancurkan
islam dan kaum muslimin, dengan berbagai cara kelompok ini terus berusaha
menyebarkan berbagai macam kesesatannya, terlebih setelah berdirinya nesgara
syiah, Iran yang menggulingkan rezim Syah Reza Pahlevi.
Rafidhah menurut bahasa
arab bermakna meninggalkan, sedangkah dalam terminologi syariat bermakna mereka
yang menolak kepemimpinan abu bakar dan umar, berlepas diri dari keduanya,
mencela lagi menghina para sahabat nabi.
Pencetus paham syiah ini
adalah seorang yahudi dari negeri Yaman (Shan’a) yang bernama Abdullah bin
saba’ al-himyari, yang menampakkan keislaman di masa kekhalifahan Utsman bin
Affan. Abdullah bin Saba’ mengenalkan ajarannya secara terang-terangan, ia
kemudian menggalang massa, mengumumkan bahwa kepemimpinan (imamah) sesudah Nabi
Muhammad seharusnya jatuh ke tangan Ali bin Abi Thalib karena petunjuk Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam (menurut persangkaan mereka).Menurut Abdullah bin
Saba’, Khalifah Abu Bakar, Umar dan Utsman telah mengambil alih kedudukan
tersebut. Dalam Majmu’ Fatawa, 4/435, Abdullah bin Shaba menampakkan sikap
ekstrem di dalam memuliakan Ali, dengan suatu slogan bahwa Ali yang berhak
menjadi imam (khalifah) dan ia adalah seorang yang ma’shum (terjaga dari segala
dosa).Keyakinan itu berkembang terus-menerus dari waktu ke waktu, sampai kepada
menuhankan Ali . Ali yang mengetahui sikap berlebihan tersebut kemudian
memerangi bahkan membakar mereka yang tidak mau bertaubat, sebagian dari mereka
melarikan diri.
Abdullah bin Saba’, sang
pendiri agama Syi’ah ini, adalah seorang agen
Yahudi yang penuh makar lagi buruk. Ia disusupkan di tengah umat Islam oleh
orang-orang Yahudi untuk merusak tatanan agama dan masyarakat muslim. Awal
kemunculannya adalah akhir masa kepemimpinan Khalifah ‘Utsman bin ‘Affan.
Kemudian berlanjut di masa kepemimpinan Khalifah ‘Ali bin Abi Thalib. Dengan
kedok keislaman, semangat amar ma’ruf nahi mungkar, dan bertopengkan tanassuk
(giat beribadah), ia kemas berbagai misi jahatnya. Tak hanya aqidah sesat
(bahkan kufur) yang ia tebarkan di tengah-tengah umat, gerakan provokasi massa
pun dilakukannya untuk menggulingkan Khalifah ‘Utsman bin ‘Affan. Akibatnya,
sang Khalifah terbunuh dalam keadaan terzalimi. Akibatnya pula, silang pendapat
diantara para sahabat pun terjadi. Rafidhah pasti Syi’ah, sedangkan Syi’ah
belum tentu Rafidhah. Karena tidak semua Syi’ah membenci Abu Bakr dan ‘Umar
sebagaimana keadaan Syi’ah Zaidiyyah, sekte syiah yang paling ringan
kesalahannya.
Di Antara Kesesatan Ajaran
Sekte Syi'ah
1. Memiliki tiga (3-11) kalimat syahadat (syahadat imam).
Yaitu bersaksi bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, bersaksi bahwa Nabi
Muhammad adalah Rasulullah, dan bersaksi bahwa Imam Ali adalah wali (imam
pilihan) Allah
2. Membolehkan taqiyyah (berdusta). Saat berdebat dan berdakwah, Syi'ah ber-taqiyyah
menipu ummat Islam dengan memberi kesan bahwa ajaran mereka "sama"
dengan ajaran Islam.
3. Tidak bertauhid. Mengatakan Imam mereka menciptakan, menentukan syurga
/neraka, mengampuni dosa, dst
4. Berlebihan terhadap Imam. Mengatakan Imam mereka mengetahui hal ghaib,
menjadi pelindung dunia, dst
5. Menuhankan Imam mereka. Mengatakan Boleh berdo'a kepada Imam, mengatakan
Imam dapat mengabulkan do'a
6. Mengkafirkan seluruh sahabat Nabi. Kecuali empat orang sahabat saja ('Ali,
Miqdad, Ammar, dan Salman)
7. Mencela dan melaknat para sahabat dan istri Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi
wa Sallam. Di antaranya melaknat 'Aisyah istri Nabi, melaknat Abu Bakar, Umar
bin Khatthab, Hafshah binti Umar, Abu Hurairah, Utsman bin Affan, dan lainnya
8. Merubah ayat-ayat Al-Qur'an. Sesuai dengan keinginan dan nafsu para ulama
Syi'ah
9. Memiliki Al-Qur'an versi sendiri. Yaitu "Mushaf Fathimah" yang
memiliki sekitar 17.000 ayat. Mereka meyakini Qur'an yang diterbitkan oleh
selain sekte Syi'ah adalah palsu, termasuk Qur'an yang diterbitkan di Makkah,
Madinah, Mesir dan Indonesia.
10. Meyakini dakwah Nabi telah gagal. Sehingga masih butuh panduan para imam
versi Syi'ah
11. Meyakini para Imam bebas dari dosa. Sehingga semua perkataan dan
perbuatannya tidak bisa salah
12. Membuat-buat ibadah karangan sendiri. Seperti menyayat kepala dan badan
hingga berdarah.
13. Menghalalkan zina dengan istilah nikah mut'ah / nikah kontrak. Yaitu datang
ke seorang wanita atau laki-laki, lalu membayar "mahar" seharga
sekian untuk melegalkan hubungan sex selama sekian jam, sekian hari atau sekian
waktu tertentu
Sumber
Kutipan :