Senin, 18 November 2013

Titik Nadir, Labil dan Kepekaan

Titik nadir indentik dengan artian titik terendah pada seseorang dalam kehidupannya, tidak melulu pada harta dan kekayaan bisa disebut titik nadir tapi juga pada sosial, ketenangan diri dan lain sebagainya. sebenarnya jika seseorang mengenal Allah lebih dari siapapun tidak akan mengenal yang namanya titik nadir. tapi mau gimana lagi jika memang telah di ciptakan dalam diri masing-masing manusia sifat ketakutan , kekecewaan, kesebalan, hingga kebahagiaan.

titik nadir kehidupanku sebenarnya bukan saat ini, tapi entah kapan, tapi yang pasti untuk masa sekarang inilah masa yang terendah keimanan dalam hidupku. lingkungan yang kudapatkan cukup membuatku terlihat baik-baik saja. bisa tertawa riang, bisa tersenyum, tapi hati tidak, semua bagai semu, seperti apel yang bagus luarnya tapi tidak dalamnya. rasa-rasanya percuma saja berbicara dengan manusia, dengan teman sendiri yang mana tidak akan menemukan solusi tapi yang ada malah bikin menyesakkan hati.

Banyak orang mengatakan labil itu tandanya tidak dewasa, tapi bagiku tidak, labil itu adalah bingung untuk berbuat. ada orang yang biasanya mendominasi dan didominasi. tapi sekuat apapun orang pasti punya masa labil atau galau yang berkepanjangan, untuk tahun ini , inilah masa galau tiada akhir yang sulit untuk di atasi, rasa tertekan, depresi dan lain sebagainya, bisa karena kuliah, asrama. kerjaan, keluarga dan lain sebagainya, sejujurnya aku butuh pencerahan untuk hal ini. 

Peka itu masalah hati , untuk peka dan tidak peka mungkin saya dapat dikatakan peka dan juga tidak peka. tapi apa mau dikata. sejujurnya juga saya itu bingung mau berbuat apa. ada satu masalah yang masih mengganjal hati dan tidak tau apa obatnya. jadilah sekarang saya di titik nadir kehidupan, di masa labil tingkat dewa yang kadang memiliki kepekaan dan kadang juga tidak. intinya satu. saya bingung harus berbuat apa. 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar