Kamis, 10 Oktober 2013

Deburan Ombak Watu Kodok

Terkadang lebih baik tuk tak mengetahui apa yg terjadi di sekitarmu, daripada semua itu semakin memberi luka di hatimu.

Episode Luka Usai, digantikan dengan episode ceria terbaru, kadang keceriaan harus di rencanakan meski untuk sebagian orang keceriaan itu selalu ada. Kali ini Pantai watu kodok adalah tempat pembelajaran saya untuk kesekian kalinya mengatasi gundah yang selalu ada di hati. pantai ini kelihatannya biasa saja, tapi ada sesuatu hal aneh yang dirasakan setelah menyapa deburan ombaknya, rasa gundah, rasa penyesalan, rasa marah melebur bersama ombak yang menyeret untuk selalu bermain bersamanya. 

Deburan itu selalu datang, datang untuk menyeret luka yang pernah ada, mengambil amarah yang pernah muncul dan membawa air untuk mengusapkan kebahagiaan bagi mereka yang menyapa buihnya. Watu kodok tidak seluas pantai lainnya, jika di istilahkan pantai ini terlihat dari ujung ke ujung, tapi inilah pesonanya, pesona yang sulit diceritakan jika tidak menuju ketempat persemayammnya. kukira pantai ini biasa, sejak malam kepergian yang diiringi hati yang terlajur dirudung duka semakin berduka saat kulihat pantai ini sebagaimana pantai biasanya, langit hitam menjadi biru pun belum sempat duka itu hilang, tapi ketika jingga muncul kulangkahkan kaki menuju ombak yang menyapa di saat itulah luka itu luntur tak bertepi dan hilang tak berbekas. 

Bersama teman-teman kurasakan hal itu bersama, dalam deburan ombak kurasakan hati kita menyatu untuk meluruhkan luka yang telah lama terpendam dan aku rasa inilah hadiahku . "Hadiah tak selalu terbungkus dgn indah. Kadang Tuhan membungkus dgn masalah, tp di dalamnya tetap ada berkah."








 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar