What is "Akhwat"
Bagi kalian yang kuliahnya di daerah jogya dan
sekitarnya pasti familiar dengan kata "akhwat" dan
"ikhwan". karena memang di daerah ini lah pemandangan mereka yang
berjilbab lebar, berjubah , berpeci dan bercelana nonisbal, bersikap santun dan
selalu ghadul bashor banyak ditemukan, tapi tidak menutup daerah lain tidak
ada. mereka ada dimana-mana, akan tetapi populasi terbesarnya ada di kota
pendidikan dan sekaligus kota budaya ini. Sayangnya belum ada survey atau
sensus yang membuktikan berapa banyak populasi mereka... hihi (statistik banget
yakk )
Okey, berbicara tentang masalah
"Ikhwan" "Akhwat" sejatinya tidak lepas dari konteks bahasa
arab. Secara maknawi, Akhwat dan ikhwan adalah kata "jamak dari kata
"uhktun" "akhun" yang bermakna saudara/i. Jadi secara makna
"akhwat" dan "ikhwan" adalah saudara yang banyak.Tapi jika
dilihat secara harfiah di kota ini makna akhwat dan ikwan memang lumayan
“KERAMAT” atau jika di jelaskan makna akhwat dan ikwan disini hampir setara
dengan kata USTADZ/ZAH. Maksudnya mereka yang telah di labeli dengan kalimat
ikhwan dan akhwat dapat dipastikan orangnya ALIM, MAHIR, SOPAN,SANTUN,GAK
NEKO-NEKO,SHALAT TEPAT WAKTU, SELALU MENUNDUKKAN KEPALA,BICARA LEMBUT, BAIK
HATI/TERLALU BAIK MALAH,SUKA MENOLONG, GAK PACARAN, GAK NYELENEH dan lain
sebagainya. Malah jika mereka yang telah dilabeli “ikwan” dan “akhwat”
kedapatan jalan di mall, pencicilan, petakilan, judes, cemburuan, cuek,
bergaulnya ke orang orang aneh, gak nundukkan kepala kalau ngomong, maka dapat
dipastikan medapatkan label “AKHWAT OR IKHWAN ABAL ABAL.
Sebenarnya tidak semua mereka yang berpakaian
takwa, berjilbab kecerdasan, berjubah kearifan itu mau di juluki ikhwan or
akhwat, karena memang terlalu berat jika sebutan itu terlalu di keramatkan,
karena dakwah itu pada hakekatnya adalah wajib ala kulli mukminin wa mukminat,
dan dakwah bukan saja pada lisan, pakaian dan lain sebagainya, bisa jadi dari
tulisannya dari hartanya dari ilmunya. Naïf sekali mereka yang mengaku akhwat
atau ikhwan merasa diri mereka paling suci dan hanya mau bergaul dengan orang
yang sepahaman dengan mereka, sealiran pakaian dengan mereka dan satu model
baju dengan mereka.
Jujur saja, jika kalian mau mengaku atas bacaan
yang sering kalian lihat di buku manapun, tidak ada dakwah yang hanya bersifat
lisan, tidak ada pendakwah yang hanya bersifat lembut dan halus katanya. Karena
kita manusia diciptakan berbeda. Diciptakan untuk memahami satu sama lain. Di
ciptakan bukan untuk menjuluki, melabeli satu dan lainnya. Tidak ada yang benar
di muka bumi ini. karena kebenaran hanya milik Allah SWT.
Jadi saya rasa, memang kita harus melihat dari
konteks mananya dulu dan dalam pandangan yang berbeda, bukan hanya melihat
dengan sebelah mata saja. Jangan terlalu memberat-beratkan tapi tidak baik juga
memudah-mudahkan. Setiap orang itu belum tentu baik tapi jangan menyebut diri
yang terbaik. Hakekatnya belajar dan membacalah lebih banyak lagi. Jika
mengartikan ikhwan dan akhwat tidak bisa jangan coba-coba menyebut atau
melabeli orang dengan kata yang kalian tidak ketahui makna dan artinya. Wallahu
A’lam