Jumat, 18 Maret 2016

Hikayat Asal Muasal Timah



Hikayat Asal Muasal Timah
(Legenda Bangka Belitung)


Pada suatu waktu, di sebuah pedalaman hutan negeri Antah Berantah. Hiduplah sepasang pasangan tua renta. Kakek dan Nenek tesebut di kenal dengan panggilan Atok dan Nek Dalang. Kehidupan di pedalaman hutan pada masa itu sangatlah sepi. Jarak dari rumah ke rumah bagai hilir ke hulu sungai. Asri dan sejuk oleh pohon pohon tinggi besar yang melingkupinya. Bersama atok dan nek dalang tinggalah seorang cucu cantik yang di tinggalkan oleh orang tuanya sedari kecil.
Cucu cantik itu bernama putri bulan. Putri bulan mewarisi kecantikan asli pribumi yang menawan nan eksotis. Tatapan matanya indah nan mampu menghancurkan tembaga. Kulitnya halus bak sutera. Tutur katanya halus dan menggetarkan. Benar benar gadis yang jelita fisik dan pekertinya. Keseharian putri bulan giat membantu atok dan nek dalang mengolah tanah leluhur bersama sebagian penduduk desan lainnya.
Tersebutlah di belahan negeri yang lain yang tengah berjaya akan hasil laut beserta batu mulia berupa permata dan mutiara. Hiduplah kakak beradik bernama bujang kalok dan bujang lanang. Kehidupan mereka bukan sebagai pelaut ataupun petani. Mereka berdua bekerja sebagai pedagang permata yang kerap berlayar jauh hingga negeri seberang.  
Pada hakekatnya mereka berdagang melanjutkan usaha ayah mereka yang telah tua dan renta. Ayah mereka merupakan saudagar kaya raya yang masyhur ke penjuru negeri. Akan tetapi ada suatu ketika di penghujung umur , sang Ayah memanggil kedua putranya. Kepada mereka berdua di wariskan masing masing sebuah kapal dan harta hingga tujuh turunan.
Naas bagi bujang kalok. Sang kakak bujang lanang merampas semua harta yang telah di wariskan ayahnya dan mengusir bujang kalok dari rumah dan negeri tersebut. Bujang lanang hanya membekali bujang kalok sebuah perahu yang hampir bocor agar adiknya tersebut tidak kembali ke negeri mereka lagi.
Bujang kalok kemudian berlayar tanpa arah dan tujuan hingga akhirnya terdampar di sebuah pulau. Pulau tersebut elok di pandang, sedap di lihat , teduh bak surga dunia. Bujang kalok berjalan ke pedalaman hutan pulau tersebut. Sesampai di pedalaman hutan tersebut bujang kalok menemukan rumah yang terang benderang oleh cahaya lampu dan memutuskan untuk bertamu dan menginap hingga keesokan harinya.
Bujang kalok segera menuju rumah tersebut dan lansung mengutarakan maksud dan tujuannya dengan santun dan lemah lembut. Atok dalang yang melihat baiknya niatan bujang tersebut lansung menerima kehadiran sekaligus memberikan pekerjaan untuk bujang kalok.
Dari hari ke hari bujang kalok bekerja dengan giat dan tekun. Sang putri bulan pun kagum dan terkesima dengan bujang kalok. Dan gayung pun bersambut. Bujang kalok juga mempunyai rasa dengan putri bulan. Akan tetapi sang kakek tidak menyetujui hubungan tersebut dikarenakan sang putri bulan telah di jodohkan oleh anak saudagar dari pulang seberang serta akan di nikahkan dengan pemuda tersebut pada purnama ke lima belas bulan depan.
Ketika tiba pada saat purnama ke lima belas tersebut. Datanglah pemuda yang ternyata bujang lanang , kakak dari bujang kalok. Putri bulan menolak mentah mentah perjodohan tersebut dan memilih kabur dengan bujang kalok.
Bujang lanang yang tidak terima sang putri bulan jatuh ke tangan bujang kalok lantas meraih pisau dan menusuk adiknya. Akan tetapi putri bulan menghadang di depan bujang kalok sehingga pisau menusuk lansung ke putri bulan.
Putri bulan pun jatuh bersimbah darah di hadapan bujang kalok dan sebelum menghembuskan nafas terakhir . sang putri memberikan bujang kalok selendang dan berpesan untuk mengibaskan selendang tersebut dimanapun air mengalir yang di temui bujang kalok.
Bujang kalok yang tak sanggup lagi menahan kesedihan atas lara yang menimpa dirinya segera bergegas pergi dari pedalaman tersebut dengan membawa selendang putri bulan dan segenap kesedihan bersamanya.
Sang bujang berjalan berhari hari dengan hati yang nestapa karena mengingat putri bulan hingga akhirnya berhenti di sungai ujung pulau tersebut . di sungai itulah bujang kalok mengibaskan selendang tersebut di aliran sungai sembari menangis tersedu sedan. Dan dengan ajaibnya aliran air yang terkena kibasan selendang tersebut membawa butiran hitam yang berharga dan hingga kini dikenal dengan sebutan butiran timah. The end 

*repost drama pondok tempo doeloe

Senin, 01 Februari 2016

Hujan di Kota Bogor


Hujan di Kota Bogor


Dulu kala Bogor di kenal dengan kotanya hujan, hawanya sejuk, udaranya segar beserta kelembutan suasana kotanya. Tapi kini, mungkin Bogor tetap di kenal dengan nama kota hujan, tapi bukan hanya hujan air yang selama di Bogor kemarin tidak sempat dirasakan, tapi juga hujan angkot, hujan matahari tapi tidak dengan hujan uang hehe.
Bogor sebenarnya sejuk karena di samping kiri kanan jalan masih banyak pohon pohon besar yang melingkupi kota, juga ada kebun raya bogor yang luasnya lebih dari 80 hektar belum di tambah dengan IPB (Insitut Pertanian Bogor ) yang luasnya juga puluhan hektar. Maka sebenarnya dapat di pastikan bogor sejuk sekali. Akan tetapi banyak faktor yang menyebabkan panas di kota Bogor, bisa jadi karena lalu lintas yang padat, kendaraan yang banyak, atsmosfer bumi yang makin menipis, curah hujan yang intensitasnya makin kecil , manusia yang semakin padat, serta bangunan yang bertambah padat. Dan mungkin bisa jadi di sebabkan karena saya belum bisa move on dari Jogya tepatnya di daerah kaliurang yang memang terkenal dingin, haha.
Beberapa hari di Bogor banyak tempat yang di kunjungi. Yang pasti Kampus IPB , Kebun Raya Bogor, Istana Bogor, hingga TMII . Sebelum di ceritakan satu persatu. Ada baiknya saya juga berbagi pengalaman menuju Bogor dari Jogya hingga balik lagi ke Jogyakarta. Bagi yang memiliki dana pas pasan, punya keberanian lebih, serta ingin mengujugi banyak tempat mari ikuti perjalanan saya. hehe
Pertama, dari Jogyakarta tepatnya di Terminal Jombor  menuju Bogor di terminal Bubulak saya menggunakan bis Murni Jaya (udah langganan) dengan tarif 135.000 ribu, sebenarnya dari Jogya ke Bogor bisa menggunakan Pesawat (dengan kisaran harga 400 s.d. 500 ribu) atau kereta ( dengan kisaran harga 200 s.d 300 untuk kelas ekonomi AC dan eksekutif ). Akan tetapi berhubung kereta sudah kehabisan tiket dan pesawat sedang mahal mahalnya. maka saya memilih alternative menggunakan bis ekonomi AC menuju Bogor. Ada untungnya menaiki bus ini karena sampai tujuan lansung di terminal bubulak yang dekat dengan IPB, tanpa perlu naik turun angkot  atau taksi semisalnya naik pesawat atau kereta. Setelah di terminal bubulak menuju IPB bisa menggunakan angkot tujuan kampus dalam dengan tarif 3.500 rupiah. Untuk kepulangan menuju Jogya saya menggunakan bus yang sama walaupun beda tariff karena akhir pekan dan akhir tahun.
Kemudian untuk penginapan di Bogor , saya menggunakan penginapan semacam kost kostan. Untuk menekan pengeluaran, hehe, sekaligus dekat dengan berbagai rumah makan yang harganya pas dengan kantong mahasiswa. Hehe. Kalau tidur yang penting mata tertutup kan. Haha
Kedua. Di Bogor yang pertama kali di kunjungi adalah Kebun Raya Bogor. Untuk rutenya jika dari IPB yaitu menggunakan angkot jurusan kampus dalam menuju terminal Laladon dengan tariff 3.500 rupiah, kemudian terminal Laladon menuju Terminal baranangsiang juga dengan tariff yang sama. Nah dari terminal baranangsiang menuju kebun raya bogor naik angkot jurusan kebun raya bogor dengan tariff 5.000 rupiah (soalnya lumayan jauh ). Untuk pulang juga seperti ini rutenya.
Tips menuju kebun raya bogor, usahakan berangkat di pagi hari, kecuali memang memiliki kendaraan pribadi atau menyewa mobil. Di samping udara masih sejuk, juga masih sepi pengujung. Di sarankan membawa bekal biar sewaktu mengitari KRB gak kelaparan. Juga membawa tikar jika menghendaki. Untuk masuk kebun raya bogor tarifnya beda beda. Untuk pengujung non kendaraan per orang 15.000 rupiah. Untuk mobil hanya di hitung jumlah mobilny saja, tapi tetap beda harga. Jangan khawatir jika kaki tidak kuat melangkah mengitari puluhan hektar KRB. Disediakan juga kereta pengujung dengan tariff 15.000 rupiah plus pemandu wisata. Jadi di samping tidak berpanas ria juga mendapatkan ilmu lansung dari penjaga KRB.
Kurang lebih berikut penjelasan sopir kereta wisata sekaligus pemandu wisata. Kebun raya bogor mempunyai luas lebih dari 87an hektar. Ada ratusan pohon yang tumbuh disana dari berbagai wilayah di Indonesia. Pembagian penanaman pohon dibedakan dari jenis ordo dan jenis tumbuhan, adapun yang banyak terlihat di KRB di antaranya kenari, sikas/pakis,matoa, bunga bungaan, teratai, kurma dll. Kebun Raya Bogor yang telah berusia 198 tahun ini juga mempunyai daya tarik unik di dalamnya selain Istana Bogor dan aliran sungai ciliwung, yaitu jembatan merah. Mitosnya barang siapa pasangan (belum menikah) yang melewati jalan itu maka dapat dipastikan berpisah atau putus tus tus tus. Tapi ini hanya sekedar mitos, kalaupun putus karena memang sudah takdirnya. haha
Hari selanjutnya, berhubung panas yang membara di tambah jadwal kunjungan ke IPB. Maka kali ini mari kita memasuki kampus yang luas bikin kaki mau putus. #alay. Kampus IPB mempunyai luas tanah yang tidak kalah dengan kebun raya bogor, ada puluhan jurusan yang ada di kampus ini. akan tetapi yang menarik hati memang hanya masjid Al Hurriyah. Hehe. Di dalam kampus ini juga terdapat SMA IPB dan berbagai laboratorium untuk berbagai penelitian yang banyak di datangi mahasiswa. Walapun agak kurang terawat gedung beserta jalannya, tapi untuk sejuk dan hijaunya kampus, IPB memang tiada duanya, serasa kuliah di dalam hutan. Haha. Di IPB serasa berasa banget jadi anak IPA, hihi, di kampus ini terdapat Fakultas Pertanian, Peternakan, Kedokteran, MIPA dll. Sebelum mengakhiri kunjungan di kampus yang luas ini terlebih dahulu foto foto di ICON IPB. Sebagai tanda udah pernah ke IPB. haha
Kunjungan haro terakhi bertepatan dengan hari kamis yaitu menuju Taman Mini Indonesia Indah (TMII) di daerah Jakarta. Cukup melelahkan menuju kesana, tapi namanya juga My Trip My Adventure wajib di coba daripada hanya mendengar cerita. Haha.
Menuju TMII dari bogor menghabiskan banyak waktu di jalan daripada disana. Hehe. Dari penginapan yang di awali sarapan biar kuat jalan, menggunakan angkot kampus dalam menuju laladon, dari laladon menuju baranangsiang, dari baranangsiang menuju Jakarta menggunakan bis antarkota denga tariff 15.000 rupiah, dari terminal kp. Rambutan menuju TMII menggunakan angkot jurusan TMII no 40 dengan tariff 5.000 sampai tujuan. Tapi tetap harus jalan jauh menuju ke dalam TMII.
TMII adalah cerminan Indonesia, taman yang maha luas ini sebenarnya tidak pantas di sebut taman karena Maha luasnya wilayah. Di TMII ini terdapat miniature Rumah adat dan pernak perniknya dari 33 provinsi di Indonesia. 1 rumah adat beserta halamannya bisa mencapai puluhan meter, bayangkan berapa luasnya. Karena luasnya wilayah yang akan di jalani maka ada alternative mengelilingi TMII tanpa harus putus kaki. Haha. Yaitu dengan menggunakan kereta wisata. Bisa yang di darat atau yang di atas TMII dengan tariff 30.000 . lumayan mahal karena jarak tempuhnya sedikit. Tapi setidaknya telah mengelilingi tanpa harus capek. Karena jika mau berjalan dari satu tempat diperlukan waktu hampir 30 menit. Maka jika harus menghabiskan melihat semuanya memerlukan waktu 1 hari 1 malam. Letak kereta ini di samping anjungan jambi dan Bengkulu. Maka tidak ada salahnya di coba bukan.
Keong Emas Theater juga salah satu wahana yang ada di TMII untuk menonton berbagai pertunjukan, ada napak tilas dalam bentuk video documenter, ada fil 3D hingga 4D. semuanya bisa dilihat disini. Akan tetapi karena waku yang tidak mencukupi maka lain waktu saja jika berkesempatan kesini lagi.
Hari terakhir sebelum kembali ke kota Jogya disempatkan silahturrahmi ke rumah sahabat semasa kuliah sembari menunggu jadwal bis . selama dari pagi sampai siang di kost Wulan ada beberapa informasi yang bisa di jadikan pelajaran. Untuk kost di kota bogor memang mahal, terutama di daerah kampong babakan samping IPB. Itupun belum tentu hiegenis. Maka mengontrak rumah dengan beberapa kamar bersama teman teman layak menjadi pertimbangan. Di kontrakan wulan hampir semuanya mahasiswa pascasarjana statistic. Kebayang gak tiap hari angka yang keluar beserta hipotesisnya. Wuahahaha… hampir yang di kontrakan Alhamdulillah kenal semuanya, ada Aifa, Mba Rita, Mba Sekti, Mba Icha dan Wulan sendiri. Terima kasih tempat dan special lunchnya lan. Semoga kita bertemu lain waktu.
Selama 3 hari di bogor mungkin lebih banyak capek daripada enggaknya, terutama capek hati #upss. Tapi setidaknya ada bahan buat di ceritakan ke anak cucu nanti. See you next time in new trip.

*sembari menanti adzan

Rabu, 20 Januari 2016

Syiar Kita

 

Assalamu’alaikum Wa Rahmatullahi Wa Barokatuh..
Teruntuk keluarga syiar yang saya sayangi karena Allah..
Terima kasih teruntuk yang telah membacakan surat ini dan juga yang telah bersedia mendengarkannya pada rapat terakhir di malam pertengahan bulan ini.
Tulisan ini sengaja saya lampirkan di blog sebagai dokumentasi perjalanan saya dan kita. Dan memang menuliskan tentang takmir serasa tiada habis habisnya. Juga menceritakan tentang kalian serasa tiada cukup waktu untuk berkisah. Tapi disinilah seandainya saya atau kalian berada di belahan dunia manapun bisa melihat bahwa kita memang pernah berada bersama dalam kepingan memori kubah kuning.
Maaf jika tidak saya sampaikan lansung dalam bentuk rekaman atau video atau apalah. Karena hitam di atas putih jauh lebih indah di banding apapun. Untuk kalian yang pernah mendengar pepatah ini “Al ilmu shoidun, wal kitabatu qoiduhu, qoyyid shuyudaka bil hibali wasiqoti….. ila akhirihi (ilmu itu seperti buruan, dan hanya tulisan yang bisa mengikatnya, maka ikatlah buruan itu dengan tali yang kuat,,,, dan seterusnya ) semoga paham apa maksud pepatah ini. semua yang kita lihat , kita dengar dan kita rasakan adalah ilmu yang mungkin orang lain tidak pernah mendapatkannya.
Malam ini malam terakhir rapat syiar kah ? mohon maaf jika saya tidak bisa membersamai kalian. Tidak bisa menggenapkan keluarga syiar hingga akhir kepengurusan. Juga hingga akhir musyawarah besar nantinya. Tapi doa dan harapan saya tetap membersamai kalian.
Hari esok dan hari berikutnya , saat kalian tidak lagi berada dalam divisi syiar, tidak bertemu lagi dengan orang orang yang sama. Tetaplah menjadi diri yang sama. Tetaplah menjadi pribadi yang menawan dan tidak sama dengan yang lainnya. Tidak selamanya kalian berada bersama orang orang baik, tidak selamanya juga kalian berada di tempat terbaik. Saya sendiripun bersyukur sebanyak-banyaknya pernah di tempatkan di divisi syiar ini bersama kalian orang orang terbaik. Banyak ilmu yang saya dapatkan di balik keseriusan kita dalam menjalankan amanah, Bersama kalian yang berat menjadi ringan, sekalipun beban amanah begitu berat terlihat di mata orang orang. Mungkin tanpa di sadari kepingan senyum, tawa, canda yang biasa kita lihat saat kumpul atau rapat itulah yang menguatkan dan membuat bertahan .
Satu hal yang harus di sadari, Jangan pernah menyesal berada di divisi manapun , di posisi apapun. Karena kita tidak mengetahui apa yang terjadi di depan mata. Selalu berprasangka baik. Mungkin di amanahkan di divisi syiar ini untuk menambah ilmu sebanyak banyaknya, menjalin silaturrahmi, mengasah kemampuan bicara dan lain sebagainya. Juga saat menjadi staff maupun kadiv. “Siap memimpin dan siap dipimpin”. Karena setiap kita adalah pemimpin.
Ini memang hanya sekedar pesan dan kesan. Suatu saat nanti jika kondisi kalian seperti saya, kalian pun mungkin melakukan hal yang sama. Di satu sisi saya belum ikhlas meninggalkan takmir. Di sisi lain mau tidak mau saya harus kembali ke rumah untuk membaktikan diri kepada ibu. Maafkan saya karena ini. kalau saja meninggalkan amanah organisasi lain demi takmir saya rela. Juga menolak job/pekerjaan lain untuk syiar saya bisa lakukan. Tapi kalau untuk ibu saya belum mampu melakukannya. “Ridhollah fii ridho walidaini, wa sakhotollah fii sakhotil walidaini”.
Kuliah dengan baik , tunaikan amanah orang tua dengan sebaik baiknya. Di takmir juga berjuang di jalan Allah juga dengan seikhlas ikhlasnya. Kalaupun banyak cobaan dalam kuliah dan di takmir wajar. Karena hidup tanpa cobaan, bagai langit tanpa bintang. Dan bintang juga bersinar karena ada dalam kegelapan. Berterimakasihlah atas terang dan gelap hidup yang pernah di dapatkan. Tanpa dua hal tersebut kita mungkin tidak akan pernah belajar arti kehidupan.
Hambatan itu bukan melemahkan tapi untuk menguatkan, jika memang tidak mengenal prinsip “bangun cinta” tapi hanya tau dengan “jatuh cinta” itu tidak mengapa, tapi selalu untaikan doa untuk selalu jatuh cinta dengan masjid ini berkali kali, jatuh cinta dengan ulil albab ribuan kali hingga matahari berpindah tempat terbitnya.
Fikirkan berulang kali jika ingin hengkang dari masjid kubah kuning sebelum menyesal akhirnya. Jika masuk dengan khusnul khatimah maka keluarlah juga dengan khusnul khatimah karena memang sebab sudah berakhir masa kuliah atau memang sudah habis periode di takmir. Penyesalan memang tidak pernah datang di awal.
Teruntuk keluarga syiar terutama kadiv. Syiar, tidak banyak yang bisa di sampaikan. Terimakasih telah menjadi kepala divisi terbaik selama saya di takmir. Maafkan tidak bisa menemani hingga mubes. Semoga tetap menjadi yang terbaik dimanapun kaki berpijak.
Juga untuk teman teman yang sekarang masih di bawah naungan kubah kuning. Jadilah lebih baik lagi dari sekarang, jangan jadi muslim dan muslimah yang nyebelin. Jangan risaukan perkataan orang atas kerja yang kalian lakukan di takmir. Banyak banyak belajar lagi. Terutama dalam hal berbicara di hadapan orang lain dan teman teman. Jadi diri sendiri itu lebih baik. Bukan saatnya lagi mencontoh/meniru orang. Sudah saatnya kalian menjadi yang di contoh oleh orang lain.
Selalulah  menjadi orang yang terbaik dan terdepan. Jangan banyak mikir untuk beramal, jangan banyak perhitungan untuk dakwah. Semuanya akan kembali ke diri kita. Uang yang hilang bisa di cari, harta yang hilang bisa di beli. Tapi tidak dengan kualitas diri, tidak juga dengan waktu bersama teman teman. Jika mendapat amanah, pegang amanah itu kuat kuat, sampai saatnya di lepaskan . jangan sering menghilang dan susah di cari ya. Suatu saat mungkin kalian yang susah mencari teman teman yang hilang. Hukum karma memang tidak pernah di bahas dalam kitab suci kita. Tapi Allah Maha Melihat apa yang kita kerjakan.
Teruntuk yang berkesempatan magang di syiar, Sedikit waktu saya bersama dengan kalian. Kalian juga mungkin tidak terlalu mengenal saya lainnya. Tapi saya harap apa yang buruk dari saya di abaikan saja. Sekarang mungkin di syiar hanya sekedar magang. Tapi bersyukurlah telah di berikan tempat terbaik untuk magang. Di syiar memang bukan butuh orang yang banyak teori. Tapi butuh orang yang lansung mempunyai aksi atas teori yang dilakukan. Lakukan yang terbaik selama kalian mampu melakukannya. Di divisi manapun setelah ini kalian di tempatkan , berikan yang terbaik untuk divisi itu. Ini bukan tentang angkatan, tapi ini tentang takmir. Kalian di pertemukan dengan orang orang terbaik di takmir dengan lingkungan yang baik. Jadi berikanlah yang terbaik untuk takmir. Juga semoga masih betah di takmir. Jangan menyesali apa yang telah di gariskan. Mungkin menurut kalian ini buruk, ini gak sesuai dengan bidang saya, atau ini bukan yang saya mau. Berdamai saja dengan itu semua. Tuhan tahu apa yang terbaik untuk kalian. Ini semua telah di atur dengan baik. Mungkin jika kalian di tempatkan di tempat yang kalian inginkan. Malah bukan hal baik yang di dapatkan. Satu lagi. Ilmu itu harus selalu di amalkan ya. Dengan cara apapun. jika tidak bisa mengajarkan secara lansung, bisa lewat tulisan atau yang lain. Belajar sebanyak banyaknya. Tapi jangan lupa di filter. Pengetahuan itu luas dan bermanfaat jika tahu cara menggunakannya. Di posisi manapun kalian nanti, terima dengan ikhlas. Tetap ada cerita indah dimanapun kalian berada.
Semoga kita bertemu lagi di lain waktu dalam pertemuan yang lebih indah daripada sebelumnya. Terimakasih telah mengisi kepingan memori dalam kehidupan saya. sekali lagi maafkan atas keputusan yang mungkin tidak bisa saya tolak. Terima kasih atas semua kebaikan yang pernah kalian berikan. Maafkan jika ada kesalahan yang mungkin pernah terucap . saya akan selalu mengenang kebaikan kalian dan semoga kebaikan itu di balas dengan sebaik baik balasan oleh Allah SWT. Semoga kita selalu di beri hidayah untuk khusnudzon dengan segala ketentuan-Nya dan berdamai dengan jalan hidup yang di gariskan-Nya.

Syukron Jaziilan.
Wassalamualaikum warohmatullahi wa barokatuh…..
Arhamukum Fillah


Rini Eka Febriani

 Dokumentasi Perjalanan Kita :


 Struktur awal kepengurusan Syiar 
Ketua Divisi Syiar : Kosim Noor Seha
Sekretaris Divisi : Rini Eka Febriani
PJ Kajian Ulil Albab : Arby Nurjaka Lestari
PJ Kemuslimahan : Siti Jamidan
PJ TPA : Akmaluddin
PJ TPI : Baiq Rina Ary Widiarni
Waktu Liburan Takmir di kebun teh daerah karang anyar (Alhamdulillah lengkap )
 Rapat pertama di WS (Waroeng Steak ) Kaliurang, hihi, rapat selanjutnya pernah di Puri Bambu, warung BBM , di juragan, di MK, di Pak Min, pernah di belakang ulil, pernah di sekret, pernah di depan astri, pernah dimana mana, karena memang intensitas rapatnya tinggi. seminggu sekali. wah wah wah
Di Book Fair, cuci mata sekalian survey.. hihi. hujan hujanan penuh perjuangan kesini. sempat nyasar yang gak jelas. wahaha
Waktu madrasah TMUA, sebelum sharing dan transfer ilmu tentang syiar, kadiv nya masih mudik. makanya hanya berlima, tapi tetap solid dan cekikikan. 
 Salah satu tempat rapat di ayam ingkung yg lumayan mahal (makanannya, hahaha) tapi ini udah bersepuluh, tambah 4 yang lagi magang. tambah rame dan ajaib.
 Di bawah naungan kubah kuning, kita bersepuluh semoga bisa bertemu kembali dalam pertemuan yang lebih barokah dan indah pada waktunya
Rapat di Tomang Asri. bukan rapat terakhir sih. tapi ini terakhir foto bareng keluarga syiar. nanti suatu waktu kalau ketemu kita foto lagi yaa.... hehe


*penghujung senja, saat kangen kalian. @mysweethome