Kamis, 17 Januari 2013

Untaian balasan part_1


Bismillah…..          
            Ku awali tulisan ini dengan kebaikan dan semoga juga akan berakhir dengan kebaikan. Sejujurnya lisan ini tidak lagi mampu berbicara. Sekedar mengungkapkanpun kelu tidak terperi. Ntah hati ini yang sakit atau memang iman ini yang di bawah ambang batas. Diri ini hanya manusia biasa yang begitu banyak kekurangan dan jauh dari seorang yang patut di teladani, jika engkau wahai sahabatku masih menanggap diri ini masih layak menepati sedikit ruang di hatimu sudilah engkau menerima segala kekurangan yang jika ku sebutkan tidak akan cukup kertas untuk menulisnya.

            Kutanyakan padamu sahabat, siapa yang tidak menginginkan persahabatan yang tulus ? siapa yang tidak menginginkan jiwa yang lapang dan bebas seperti burung yang melayang ?.  
Mereka tidak tahu, dalam cinta tidak ada seteru atau sahabat     
Cinta hanya mengenal kasih saying
Kubertanya dalam kalbu, ada apakah gerangan?
Semoga Allah menakdirkan kebaikan bagi kami
Dengan kerinduan mendalam yang selalu aku simpan
Semoga kelak kami dipertemukan
          Tidakkah mereka mengetahui?
          Jiwaku telah terbagi
          Satu belahan untuk diriku
          Sedang lainnya telah kuisi untuknya
Wahai burung-burung merpati yang terbang diangkasa
Wahai negeriku yang damai
 Tolonglah aku
Sembuhkanlah rasa gundah gulana yang membuat kalbu tersiksa
Dengarkan tangisanku, suara batinku
          Waktu terus berlalu, usia semakin menua
          Namun jiwaku yang telah terbakar rindu
          Belum sembuh jua
          Bahakan semakin parah
          Bila kami ditakdirkan berjumpa
          Akan kugandeng lengannya
            Jiwaku rindu untuk sekedar tersenyum kepadanya. Perih hati ini bila melihat dia sama sekali tidak menegur bahkan menoleh barang sebentar. Salah apa yang pernah aku perbuat padanya ? dosa besar apa yang membuat hatinya tergerak sedikit untuk mengetahui bahwa diri ini takkan pernah bisa lepas untuk mengingatnya ?
Wahai angin sampaikan salamku padanya……!
Tanyakan padanya apakah dia masih mau berjumpa dengan q…?
Apakah dia masih memikirkan diriku…?
Bukankah  telah kukorbankan kebahagiiaanku demi dirinya…?
Hingga diri ini teerlunta-lunta, sengsara di padang pasir gersang
Wahai kesegaran pagi yang murni dan indah!
Maukah engkau menyampaikan salam rindu pada kekasihku.
            Terlalu banyak kajian yang pernah kita dapatkan bersama tentang masalah penglihatan. Entah itu bagaimana melihat sesama muslim atau sebaliknya. Tapi pernahkah dia tahu hati ini sakit ketika melihat tatapan yang bahasa apa harus kuhaluskan kata kata itu. Ainur Ridha (mata yang melihat penuh ridha) dan ainun suhti (mata yang melihat dengan kebencian) hanya dapat dirasakan dengan hati bukan dengan pikiran. Mereka yang memiliki ainur ridha adalah mereka yang melihat orang lain dengan kasih sayang bukan dengan tatapan sinis nann tajam seakan akan tidak ada sedikitpun pada diri ini kebaikan walau ka na zarrah. Ku tanyakan padamu sahabat . dengan apa engkau melihatku , jika dengan ainur ridha, terima kasih yang tak terhingga kuucapkan padamu. Tapi jika dengan ainun suhti, jawab pertanyaanku. Apa yang harus ku perbaiki ? jika seandainya kehadiranku hanya membuat masalah bagimu. Aku rela untuk pergi jauh dari hidupmu. Karena hidup hanya sekali bukan reinkarnasi.
            Cintaku, jika jeritanku mampu menembus cakrawala hanya untuk mengatakan bisakah kita bersama kembali seperti sedia kala. Akan kulakukan hal itu. Akan kulakukan . tapi lisan ini terlalu kelu untuk berkata. Sahabatku, jika pertanyaan ini ku ajukan padamu. Kuharap kau jawab dengan jujur. Apakah aku pantas untuk sekedar lewat di hadapannya dengan senyuman ????  karena tidak aka nada yang ingin kupinta selain itu. Aku tidak mengharapkan diri ini bisa menempati secuil ruang di hatinya. Sama sekali tidak. Apalagi meminta lebih dari itu Karena ku tahu aku memang tidak ada apa-apanya di bandingkan dengan dia yang mempunyai segalanya
.
Sampaikan pada dia                                                                                                 
Betapa pedih rasa hatiku jika tidak bertemu dengannya
Hingga tak kuat lagi aku menanggung beban kehidupan
Aku merangkak melintasi padang pasir
Tubuh berbalut debu dan darah menetes
Air mataku pun telah kering
Karena selalu mentap dan merindukanmu
            Sampaikan pada dia cintaku. Tak ada lagi yang ingin ku pinta. Tidak ada lagi yang ingin ku mohon. Tapi jika tiada balasan yang akan ku terima. Aku ikhlas dunia akhirat. Memang begini jalan kehidupan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar